0
STRATEGI PEMASARAN HUMAS
Posted by Unknown
on
2:55 AM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menghadapi rencana otonomi pengelolaan perguruan tinggi, pendidikan
tinggi Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
yang dimiliki sehingga mampu menghasilkan output berkualitas yang berdaya saing
tinggi. Tuntutan peningkatan kualitas ini disamping datang dari civitas
akademika sebagai bagian organisasi (publik internal), juga datang dari
masyarakat (publik ekternal). Dalam
melaksanakan Tri Dharma, perguruan tinggi membutuhkan interaksi dengan publik
sebagai klien dan mitra. Menghadapi rencana otonomi pengelolan pendidikan
tinggi, perguruan tinggi perlu melakukan pembenahan internal antara lain
melalui peningkatan komunikasi antar civitas akademika untuk meningkatkan
efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan tinggi. Sedangkan dalam
menghadapi era globalisasi, peran pendidikan tinggi semakin penting dan
strategis dalam menjawab permasalahan dan tuntutan yang timbul dimasyarakat.
Globalisasi merupakan kekuatan pemicu (driver forces) pada semua aspek
kehidupan. Pengelolaan pendidikan menjadi sangat penting, dimana pertumbuhan
dan perkembangan lembaga dipengaruhi oleh kemampuan administrator dalam
melakukan scaning lingkungan ekternal, kompetitor lembaga lain, memperhitungkan
kompetensi internal, harus dapat menciptakan strategi yang mumpuni untuk
memenangkan persaingan tanpa meninggalkan esensi dari pendidikan itu
sendiri. Fokus dari manajemen pendidikan
mengalami perubahan dari sekedar melayani proses pendidikan menjadi bagaimana
membuat pemakai pendidikan diubah menjadi pelanggan pendidikan (customer
pendidikan), dimana pelanggan pendidikan akan memberikan loyalitas yang tinggi
untuk tidak bisa berpaling pada lembaga lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Pengertian Strategi Pemasaran Humas ?
2.
Bagaimana
Konsep Strategi Pemasaran Pendidikan,Jasa,dan Barang ?
3.
Apa Saja yang
Mempengaruhi Pemasaran tersebut?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian strategi pemasaran humas.
2.
Untuk mengetahui konsep strategi pemasaran
pendidikan,jasa,dan barang.
3.
Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi
pemasaran tersebut.
BAB II
ISI
A. Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi
yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan
ancaman lingkungan eksternalnya.Oleh karena itu strategi selalu berkaitan
evaluasi dan pemilihan alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua variabel besar dalam strategi
pemasaran, yaitu variabel yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat
dikontrol ( Alex D.Triana 1985:19)
a.
Variabel yang
tidak dapat dikontrol
a)
Keadaan
persaingan
Keadaan persaingan adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha
untuk menduga kapan saingan baru akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus
selalu memperbaiki produk atau pelayanan usahanya.
b)
Perkembangan
teknologi
Munculnya teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari
segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini
pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru yang lebih cepat dari
saingannya.
c) Kebijakan politik dan ekonomi
Perubahan perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi,
ataupun perubahan perubahan politik dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis
d) Sumber Daya Alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diduga kapan
berkurang atau ditemukan sumber-sumber baru.
b.
Variabel yang
dapat dikontrol
a)
Market
segmentation
Dalam kebijaksanaan pemasaran pengusaha harus menetapkan strategi
arah sasaran dan pemasarannya.
b)
Marketing mix
Marketing mix mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari
kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang paling memuaskan.
c)
Marketing
Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing yang sangat
mempengaruhi keberhasilan pemasaran.
d)
Timing
Para pengusaha harus bisa menjaga waktu, kapan dia harus mulai
melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko harus dibuka.[1]
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran berasal dari
bahasa inggris yaitu marketing. Pemasaran tidak hanya menawarkan barang akan
tetapi juga menawarkan jasa. Didalam pemasaran terdapat berbagai kegiatan
seperti menjual, membeli, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan,
mensortir, dan sebagainya, sehingga dikenal sebagi fungsi-fungsi
marketing. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian marketing:
a. Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing
menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of
goods and services from physical production to consumption”. Yang artinya
marketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari
sektor produksi ke sektor konsumsi.
b.
Paul D.
Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing”
mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and
marketing. Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in
the hand of consumers”. Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan
barang, sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan
konsumen.
c.
Rayburn D
Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam
bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts
which effect transfers in the oownership of goods and services and which
provide for their physical distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang
mempengaruhi pemindahan pemilikan barang dan jasa termasuk distribusinya.[2]
Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi keinginan
melalui usaha mempengaruhi, menyalurkan,dan memindahkan kepemilikan dari satu
orang ke orang lain atau antar kelompok baik dalam masalah barang atau jasa.
Marketing dalam jasa pendidikan
Istilah marketing dibagi menjadi dua yaitu marketing pada “profit
organization” dan marketing pada “non profit organization”. Lembaga pendidikan
termasuk dalam non profit organization.Marketing pada fokusnya adalah berbicara
bagaimana memuaskan konsumen.Jika konsumen tidak puas bererti marketingnya
gagal.Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa
murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai
“stakeholder”. Lembaga pendidikan pad hakikatnya bertujuan memberi layanan.
Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena
mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. Jadi marketing
jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau
menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.[3]
C. Konsep Strategi Pemasaran
Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam
konteks lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal,
tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau karyawan
administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
1. Produk Jasa ( The Service Product)
Produk jasa menurut Kotler (2000: 428) merupakan segala sesuatu
yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digujknakan atau dikonsumsi pasar sebaagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan.Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai
kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan
manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut.
2.
Tarif Jasa (
Price)
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus
memperhatikan beberapa hal.Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan
penentuan tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan.Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga hrus
dipertimbangkan. Tarif spesifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe
pelangganyang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan oleh
manfaat dari jasa tersebut.
Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang
diusulkan oleh Kotler (1996) dikutip dari Zeithlam dan Bitner (2000: 436)
adalah sebagai berikut:
a.
Perusahaan
harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, mencakup:
pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan
biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing,
pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir.
b.
Perusahaan
tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga
maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan
sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
c.
Para pemasar
hendaknya memahami responsif permintaan terhadap perubahan harga.
d.
Berbagai jenis
biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah
biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta
biaya-biaya lainnya.
e.
Harga-harga
para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga
harga pesaing harus dipertimbangkan dalam proses penetaan harga.
f.
Berbagai cara
atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasran perolehan,nilai
yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.
g.
Setelah
menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan
harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.
3. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)
Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada
pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi
pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa
kepada pelanggan dan di mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai
lingkungan di mana dan bagaimana jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari
nilai dan manfaat dari jasa.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.Tujuan utama dari promosi
adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta mengingatkan pelanggan
sasran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5. Orang/Partisipan ( People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari
people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan
jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan
penempilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau
keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
6. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut
memepengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain
lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan
seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
7. Proses (Process)
Proses adalah semua
prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasarn jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan
jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen
operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa.[4]
D. Konsep pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan
oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu:
- Konsep Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa perusahaan membuat piduksi
sebanyak-banyaknya. Dengan produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam
pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan
dapat menetapkan harga jual lebih murah dari saingan. Jika hal ini
diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan menghasilkan
lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang kuliah,
agar lebih banyak peminat masuk.Konsep produksi dalam jasa pendidikan, harus
tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang kuliah tidak terlalu
tinggi.
- Konsep Produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada
posisi kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau
selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian
banyaknya, sehingga selera mereka bervariasi.Kesalahan pada konsep produk
adalah menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul
pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka pengusaha yang menganut
konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.
Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga
tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan
mutu. Pimpinan harus sering memonitor apa kehendak konsumen, apa
keluhan-keluhan yang dibicarakan oleh para mahasiswa diluar ataupun dosen,
tenaga administrasi dan sebagainya.
- Konsep Penjualan
Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept)
berpendapat bahwa yang terpenting adalah produsen menghasilkan produk, kemudian
produk itu dijual kepasar dengan menggunakan promosi besar–besaran. Jika
diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka ada kecenderungan lembaga menggunakan
surat kabar, TV, memasang iklan. Iklan ini harus harus disertai bukti nyata
yang menunjang kekuatan iklannya, iklan tanpa usaha perbaikan mutu lembaga
pendidikan akan menjadi bumerang bagi lembaga itu sendiri. Para pengelola yang
menganut konsep penjulan hanya mementingkan tugasnya saja tanpa memikirkan
pelayanannya sudah baik atau belum.
- Konsep Marketing (Marketing Concept)
Konsep Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya
memperhatikan diri sendiri tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing
tidak berarti bagaimana menjual produk agar laris habis, akan tetapi konsep
marketing lebih berorientasi jangka panjang. Dalam konsep ini lebih menekankan
pada “kepuasan konsumen”.Tujuan marketing adalah bagaiman usaha untuk memuaskan
selera, memenuhi “needs and wants” dari konsumen. Istilah needs artinya
kebutuhan yang didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri seseorang yang
harus dipenuhi. Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan sebagai
suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya
beli, pendidikan, agama, keyakinan, family, dan sebagainya.
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya
sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa
puas dengan layanan lembaga dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar
mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah,
perpustakaan, Lab, dan lain sebagainya harus siap melayani siswa.
- Konsep Responsibility (konsep kemasyarakatan)
Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung
jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya.Perusahaan harus
menghasilkan produk yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya
jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian alam.Jika konsep ini
diterapkan dalam lembaga pendidikan maka lembaga pendidikan harus bertanggung
jawabt terhadap masyarakat luas yang dipungut dan yang digunakan, sehingga mutu
lulusan yang dihasilkannya benar-benar maksimal untuk kepentingan masyarakat.[5]
E. Aspek yang Mempengaruhi Marketing Jasa Pendidikan
Berikut beberapa pendapat yang berperan dalam marketing lembaga
pendidikan tinggi:
a. Dosen dan Peneliti
Tenaga Dosen memiliki peran yang sangat penting dalam proses
mengajar, karena dosen juga merangkap sebagai pembangkit image positif terhadap
mahasiswa. Sebuah perguruan tinggi hanya dapat berkembang baik, apabila di
perguruan tinggi itu cukup tersedia tenaga akademik tetap yang secara teliti
melakukan penelitian dan menurunkan kemampuan meneliti itu kepada anak
didiknya.
b. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan unsur penting dalam pengembangan ilmu dan
untuk mengembangkan suatu perguruan tinggi, seperti dinyatakan berikut:”…the
most important ingredient of an institution of quality is a good library”
(Cardozier, 1987: 146). Di Amerika maupun di Indonesia tim akreditasi sangat
menekankan pentingnya kelengkapan perpustakaan ini. Ada tidaknya perhatian
perguruan tinggi terhadap perpustakaan ini dapat diperhatikan anggaran belanja
yang dialokasikan untuk kebutuhan perpustakaan.
c.
Teknologi
Pendidikan
Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam proses belajar mengajar. Sebuah perguruan
tinggi yang memiliki kelengkapan teknologi pendidikaan ini, tentu bukan
untuk pamer, tetapi dapat menggunakan peralatan tersebut secara teratur untuk
membantu kegiatan proses belajar mengajar dalam rangka mempertinggi pelayanan
akademis untuk para mahasiswa.
- Kegiatan Olahraga
Kegiatan pertandingan olahraga selalu menarik perhatian masyarakat.
Dimana ada petandingan maka masyarakat akan berbondong-bondong datang
menyaksikan. Tim yang menang akan mendapat perhatian khusus dan selalu menjadi
buah pebicaraan mereka, dan juga dalam dunia pers. Oleh karena itu sebuah tim
perguruen tinggi yang tangguh, akan memperoleh banyak keuntungan dari promosi
perguruan tinggi. di negara Indonesia ini sudah banyak perguruan tinggi yang
mencari bibit pemain olahraga dari cabang tertentu seperti sepakbola, basket,
tennis, dan lain sebagainya. Jika perlu calon mahasiswa yang berbakat ditarik
dan diberi beasiswa atau dibebaskan dari uang kuliah.Dengan demikian kegiatan
olahraga ini mempunyai banyak keuntungan, disamping memupuk image positif
terhadap perguruan tinggi, juaga dapat membantu calon mahasiwa yang kurang
mampu dapat masuk ke perguruan tinggi, karena dia pandai berolahraga.
- Kegiatan Marching band dan Tim Tim kesenian
Kegiatan marching band dan tim kesenian dari suatu perguruan tinggi
yang menampilkan kebolehannya pada suatu acara resmi akan memperoleh keuntungan
promosi yang luar biasa. Apalagi jika diadakan pertandingan diantara jtim
tersebut dan mendapat juara. Perguruan tinggi yang memiliki manajemen yang
baik, akan mengarahkan perhatiannya lebih membina kegiatan pad bidang ini,
karena ini membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk lebih dikenal oleh
masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi lembaga harus berhati-hati menjaga
penampilan timnya, agar tidak mengecewakan penonton, karena akan membawa akibat
negativ terhadap lembaga, yang dianggap mencerminkan ketidakberesan manajemen
intern. Oleh karena itu, dalam setiap penampilan harus benar-benar disiapkan
secara matang.
- Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan
fisik keagamaan, tetapi lebih penting adalah upacar yang dilakukan
didalamnya.misal Nuzulul Qur’an, Hari Raya Qurban dan lain sebagainya.
F. Strategi Pemasaran Barang Dan Jasa
Pemasaran diutamakan
pada kebutuhan masyarakan akan sesuatu, contohnya seseorang membutuhkan makan
agar tidak kelaparan. Jika orang tersebut sudah makan, maka ia tidak lapar.
itulah system nya, makanya pemasar harus tau apa yang dibutuhkan oleh
pembeli.Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama
pihak konsumen yang dituju.
Bauran pemasaran
terdiri dari 4P yaitu (product, price, place dan promotion). Karena pemasaran
bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang.
Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya
adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses).
a.
People
People merupakan
aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan
dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja
tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge
(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal
perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam
people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment
of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen.
Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti
penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan
tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian
pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
b.
Process
Process, mutu
layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen.
Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka
untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan
harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh
karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan
tempatnya bekerja.
c.
PhysicalEdvience
Building merupakan
bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai
tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter . Perhatian
terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata
ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood
pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan
ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan
nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa
dengan kelas market khusus.
d.
Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing
Mix]
Bauran pemasaran
yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring
perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan
telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan
perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright
(2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated
service management dengan menggunakan pendekatan 7P.
Contoh Perusahaan:
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”)
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di
Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas,
seperti Sampoerna Kretek(sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A
Mild, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Kami adalah
afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris
International, produsen rokok terkemuka di dunia.
Pada tahun 2010,
Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 29,1% di pasar rokok Indonesia,
berdasarkan hasil AC Nielsen Retail Audit-Indonesia Expanded. Pada akhir
2010, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 27.600
orang. Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia dan Sampoerna
menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor penjualan di seluruh
Indonesia.
Dari sudut pandang
PRODUK : sampurna mempunyai produk rokok yang berkualitas dan mempunyai
konsumen tetap, hal ini dikarenakan sampoerna adalah salah satu produsen rokok tertua
di Indonesia.Dari sudut pandang PRICE : samporna menjual produknya dengan harga
yang cukup terjangkau, tidak terlalu mahal untuk golongan rakyat kecil dan
tidak terlalu murah.Dari sudut pandang PLACE : Samporna mendapatkan tembakau
murni dari pohon tembakau pilihan, dan diolah ditempat yang sama, jadi
berkualitas murni dan “fresh from the oven”Dari sudut pandang PROMOTION :
Samporna tidak memerlukan Promotion lagi, khusus untuk produk barunya saja
dibutuhkan. Jenis promotion yang dibuat adalah jenis iklan. dan di event
tertentuDari sudut pandang PROSES : Samporna selalu mempekerjakan sales-sales
yang berpengalaman dan good-looking. sehingga konsumen pun tertarik untuk
membeli produknya.Dari Sudut pandang PEOPLE : sampoerna selalu mempekerjakan
karyawan-karyawan yang ahli dalam setiap posisi, oleh karena itu hingga saat
ini tidak ada kabar negative tentang produk mereka hingga saat ini.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Strategi adalah kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang
menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman
lingkungan eksternalnya. Ada dua variabel besar dalam strategi pemasaran, yaitu variabel
yang dapat dikontrol dan variabel yang tidak dapat dikontrol ( Alex D.Triana
1985:19).
pemasaran adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok dapat
memenuhi keinginan melalui usaha mempengaruhi, menyalurkan,dan memindahkan
kepemilikan dari satu orang ke orang lain atau antar kelompok baik dalam
masalah barang atau jasa. Tahap
perkembangan konsep marketing :
1. Konsep Produksi
2. Konsep Produk
3. Konsep Penjualan
4. Konsep Marketing (Marketing Concept)
5. Konsep Responsibility (konsep kemasyarakatan).
Marketing
lembaga pendidikan tinggi dapat kita pahami yaitu; Dosen dan Peneliti, Perpustakaan, Teknologi
Pendidikan, Kegiatan Olahraga, Kegiatan
Marching band dan Tim Tim kesenian, Kegiatan
Keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,
Buchari,Pemasaran Stratejik jasa pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2003
____________,Manajemen
Pemasaran Dan Pemasaran jasa. Bandung: Alfabeta, 2007
____________, Manajemen
Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: alfabeta,
2008
Nasution,
M.N, Manajemen Jasa terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004
[1] Buchari
Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran
Jasa, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm 200-205
[2]Buchari
Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran
Jasa, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm 1-2
[3]Buchari
Alma, Pemasaran Stratejik Jasa
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2003), hlm 45-46
[4]Buchari Alma, Manajemen Corporate &
Strategi Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 156-166
[5]Ibid,Buchari
Alma hal 46-50
Post a Comment