0
KONSEP DIRI
Posted by Unknown
on
11:44 PM
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia.Konsep diri merupakan sifat yang
unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari
makhluk hidup lainnya.Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan
sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep
diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi
orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang
yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan
yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu
yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia
miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu
memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif
terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang
seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.Sebaliknya
pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan
seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk
diselesaikan.Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan
lingkungannya.
Beberapa
ahli merumuskan definisi konsep diri:
1.
Burns
(1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita
pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri
kita yang kita inginkan.
2.
Konsep
diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa
diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang
lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).
Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat
diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaluasi dari orang lain
yang mengenal dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik, pandai, atau
ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Sebaliknya individu
tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan
dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak
langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri
sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau
tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.
1.
Menurut
William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan
kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105).
2.
Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri tidak lain tidak
bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana
kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri
sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagaimana kita harapkan.
Konsep
diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian
seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi
kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.[1]
Konsep
diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau
dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu
berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi
dirinya.
Menurut
William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya
seseorang ada 2 Jenis Konsep diri yang
menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada
yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang
negative.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri
yang positif adalah :
1.
Yakin
akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak
lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2.
Merasa
setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau
meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3.
Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan
rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan
dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4.
Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan
orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
di setujui oleh masyarakat.
5.
Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya
sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Dasar
konsep diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah
kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang
yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri
yang positif
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri
negatif adalah :
1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak
tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti
dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat
mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi
orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan
harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif
cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan
pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
2. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia
mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam
embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan
dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang
lain.
3. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu
mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan
tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang
lain.
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang
lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain
sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban
persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan
berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang
melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
Bersikap
psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya
melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya
tarik terhadap hidup. Individu
ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai
halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah
sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri
maupun menyalahkan orang lain.
Konsep
diri bukan merupakan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri merupakan faktor
bentukan dari pengalaman individu selama proses perkembangan dirinya menjadi
dewasa. Proses pembentukan tidak terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui
proses interaksi secara berkesinambungan.
Burns
(1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang terus sepanjang hidup manusia,
namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep diri mulai berjalan dalam tempo
yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan mengalami sensasi dari
tubuhnya dan lingkungannya, dan individu akan mulai dapat membedakan keduanya.
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap
perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan
konsep diri yang positif.
Tahap Perkembangan Konsep
Diri :
1. Bayi
Apa yang
pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah pemberi perawatan primer dan
hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi menumbuhkan rasa percaya dari
konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh
orang tua atau orang lain. Kontak dengan orang lain, dan penggalian lingkungan
memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi yang adekuat dari kemampuan
motorik dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan konsep diri mengalami
kerusakan.Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan
oleh kasih sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh.
2. Anak Usia Bermain
Anak-anak
beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri
mereka dari orang lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan
melakukan tugas higien dasar. Anak usia bermain belajar untuk mengoordinasi
gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar mengontrol tubuh mereka melalui
keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan sosialisasi.
3.
Usia
prasekolah
Pada
masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan
kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitive terhadap
umpan balik keluarga. Anak-anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka
hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Kaluarga
sangat penting untuk pembentukan konsep diri anak dan masukan negatif pada masa
ini akan menciptakan penurunan harga diri dimana orang tersebut sebagai orang
dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.
4. Anak usia sekolah
Pada
masa ini seorang anak menggabungksn umpan balik dari teman sebaya dan guru.
Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak
didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah,
dan identitas seksual menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca
memungkinkan ekspansi konsep diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku
dan tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karna
anak terus berubah secara fisik, emosional, mental dan sosial.
5. Masa
remaja
Masa
remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial.Sepanjang maturasi
seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri.
Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah
faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh.
Perkembangan konsep diri
dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas.Pengamanan
dini mempunyai efek penting.Pengalaman yang positif pada masa kanan-kanak
memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka.Pengalaman negatif
sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk.Mereka mengumpulkan
berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapakan rasa identitas.
6. Masa
dewasa muda
Pada
masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi
sepanjang hidup.Dewasa muda adalah periode untuk memilih.Adalah periode untuk
menetapakan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai
melakukan hubungan erat.Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi
relatif stabil.
Konsep diri dan citra
tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk
penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial.Konsep
diri secara konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai,
sikap, dan perasaan tentang diri.
7. Usia
dewasa tengah
Usia
dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan,
rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat
perubahan dalam produksi hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas
mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk
mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri
dalam peran dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah yang manerima usia mereka
dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa-masa muda menunjukkan
konsep diri yang sehat.
8. Lansia
Perubahan
pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi.Terjadi
penurunan kekuatan otot dan tonus otot.Konsep diri selama masa lansia
dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu dimana
orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan
dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri makna
tentang diri mereka dan dunia membentu generasi yang lebih muda dalam cara yang
positif sering lansia mengembangkan perasaan telah meninggalkan warisan.
Konsep diri sendiri
merupakan kombinasi dari berbagai aspek, beberapa aspek-aspek konsep diri
menurut Staines menjelaskan ada tiga aspek dalam konsep diri (Burns, 1993 :
81),adalah sebagai berikut :
1. Konsep diri dasar. Aspek ini merupakan
pandangan individu terhadap status, peranan, dan kemampuan dirinya.
2. Diri sosial. Aspek ini merupakan diri
sebagaimana yang diyakini individu dan orang lain yang melihat dan
mengevaluasi.
3. Diri ideal. Aspek ini merupakan gambaran
mengenai pribadi yang diharapkan oleh individu, sebagian berupa keinginan dan
sebagian berupa keharusan- keharusan.
Sejumlah ahli psikologi dan
pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai
hubungan yang erat.Nylor (1972) mengemukakan bahwa banyak peneliti yang
membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi
belajar disekolah. Siswa yang memiliki
konsep diri positif , memperlihatkan prestasi yang baik disekolah, atau siswa
tersebut memeiliki penilaian diri yang tinggi serta menunjukkan antar pribadi
yang positif pula.
Walsh (dalam Burns,
1982) siswa-siswa yang tergolong underchiver mempunyai konsep diri yang
negatif, serta memperlihatkan beberapa karakteristik kepribadian;
1. mempunyai perasaan dikeritik, ditolak, dan diisolir.
2. melakukan mekanisme pertahanan diri dengan cara menghindar
dan bahkan bersikap menentang.
3. tidak mampu mengekspresikan perasaan dan prilaku.
Konsep diri
mempengaruhi prilaku peserta didik dan mempunyai hubungan yang sangat
menentukan proses pendidikan dan prestasi belajar mereka. Peserta didik yang mengalami
masalah disekolah pada umumnya menunjukkan tingkat konsep diri yang rendah,
oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan guru sebaiknya
melakukan upaya-upaya yang memungkinkan terjadinya peningkatan konsep diri.
Strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri
peserta didik:
1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
Dalam mengembangkan konsep diri yang positif , siswa perlu mendapat dukungan
dari guru. Seperti dukungan emosional , pemberian penghargaan, dan dorongan
untuk maju.
2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab .memberi
kesempatan terhadap siswa untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya
dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberi tanggung jawab terhadap siswa.
3. Membuat siswa merasa mampu. Ini dapat dilakukan dengan
cara menunjukkan sikap dan pandangan yang positif terhadap kemampuan yang
dimiliki siswa.
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang
realistis. Dalam upaya meningkatkan konsep diri siswa, guru harus menetapkan
tujuan yang hendak dicapai serealistis mungkin, yakni tujuan yang sesuai dengan
tujuan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
5. Membantu siswa menilai dirinya secra realistis .pada
saat mengalami kegagalan , adakalanya siswa menilai secara negatif, dengan
memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu.
6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya
secara realistis. Upaya lain yang harus dilakukanguru dalam membantu
mengembangkan konsep diri peserta didik adalah dengan memberikandukungan
dan dorongan agar mereka bangga dengan prestasi yang telah dicapai
DAFTAR PUSTAKA
Burn, R.B. 1979. Konsep Diri.Jakarta:Arcan.
Handry,M dan Heyes,S. 1989.Pengantar
Psikologi.Jakarta:Erlangga.
Pudjijogyanti,C.R.1988.Konsep Diri dalam Proses
Belajar Mengajar.Jakarta:Pusat
Rakhmat,J.1991.Psikologi
Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakary
Pudjijogyanti, Clara. R. 1985. Konsep Diri
dalam Ilmu Pendidikan.Jakarta : Arcan.
Post a Comment