2
STRATEGI MANAJEMEN PENDIDIKAN YANG BERFOKUS MASA DEPAN
Posted by Unknown
on
9:48 PM
STRATEGI
MANAJEMEN PENDIDIKAN YANG BERFOKUS MASA DEPAN
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah “Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan”
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan yang penyusun sajikan berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber. Selain untuk memenuhi tugas kelompok, makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “Strategi
Manajemen Pendidikan Yang Berfokus Masa Depan”.
Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Terima kasih penyusun
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya
makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan yaitu Bapak Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana memahami konsep
mata kuliah sistem informasi manajemen pendidikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Ciputat, 10 September
2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda,
situasi dan kondisi alam yang tidak sama serta lingkungan hidup yang berlainan
sehingga watak manusianya pun berbeda. Ada beberapa hal yang sama padanya,
yaitu letak geografis di alam khatulistiwa serta pengalaman sejarah sebagai
anak jajahan yang telah memerdekakan tanah airnya. Dalam posisi sosial,
ekonomi, dan ilmu pengetahuan, bangsa Indonesia berada jauh di bawah
bangsa-bangsa yang berasal dari belahan bumi utara.
Dunia pendidikan secara sadar atau
tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar dunia, Suatu pasar yang efisien
dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak terbatas. Globalisasi mau
tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha,
sosial maupun organisasi pendidikan.
Manajemen pendidikan yang diterapkan
di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung
jawab kepala sekolah sebagai manajer pendidikan. Para pengelola pendidikan
(kepala sekolah, kepala dinas pendidikan) sebagai eksekutif modern saat ini
harus mampu mengamati dan merespons segenap tantangan yang dimunculkan oleh
lingkungan eksternal baik yang dekat maupun yang jauh.
Lingkungan eksternal dekat adalah
lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung pada operasional lembaga
pendidikan, seperti berbagai potensi dan keadaan dalam bidang pendidikan yang
menjadi konsentrasi usaha sekolah itu sendiri, situasi persaingan, situasi
pelanggan pendidikan, dan pengguna lulusan. Kesemuanya berpengaruh pada
penentuan strategi yang diperkirakan mendukung sekolah mencapai tujuannya.
Manajemen pendidikan juga mempunyai
tugas membuat keputusan, tetapi tugas ini merupakan aspek kritis yang menuntut
kemampuan manajerial untuk mengintegrasikan dan mengembangkan berbagai elemen
yang relevan ke dalam situasi lembaga pendidikan secara keseluruhan. Dalam
menjalankan tugasnya pihak manajemen akan diharapkan pada terbatasnya waktu,
risiko yang mungkin mengancam stabilitas lembaga pendidikan, dan keputusan yang
akan diambil harus dapat dikomunikasikan pada pihak pelaksana serta pendidik dan
tenaga kependidikan.
Untuk menghadapi hambatan maupun
tantangan dari lingkungan dan kemampuan dalam membuat keputusan, pihak
manajemen pendidikan memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan
dapat tercapai secara optimal. Dalam menentukan strategi apa yang akan
digunakan manajemen pendidikan, diperlukan pertimbangan yang tepat karena akan
menyangkut keberadaan lembaga-lembaga pendidikan di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan di atas, penyusun dapat merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1.
Bagaimana
definisi dan konsep dasar manajemen strategi pendidikan ?
2.
Bagaimana
strategi pendidikan nasional dalam menghadapi lingkungan global ?
3.
Apa saja
faktor-faktor yang mendukung pengembangan strategi pendidikan?
4.
Apa saja
masalah-masalah yang dihadapi pendidikan nasional ?
C. Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai oleh penyusun dari beberapa masalah yang telah dirumuskan :
1.
Untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan;
2.
Untuk
mengetahui dan memahami definisi dan konsep dasar manajemen strategi;
3.
Untuk
mengetahui dan memahami strategi pendidikan nasional dalam menghadapi
lingkungan global;
4.
Untuk
mengetahui dan memahami faktor-faktor apa saja yang mendukung pengembangan
strategi pendidikan;
5.
Untuk
mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi pendidikan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Strategi Pendidikan
Strategi berasal dari bahasa Yunani
stratogos yang artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas (Sihombing,2000). Menurut Glueck
(1998: 6), strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu
yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang
dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasi tercapai.
Menurut Robson (1997 : 5), strategi
merupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapai sasarannya.[1]
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan
sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.[2]
Ansoff berpendapat bahwa, manajemen
strategi ialah suatu pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab
manajemen, mengondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan
dengan cara yang akan meyakinkan kebersihan yang berkelanjutan dan membuat
perusahaan (sekolah) menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.
Dengan manajemen strategi,
organisasi bisa memiliki gambaran menyeluruh atas organisasinya. Gambaran
menyeluruh ini bisa diibaratkan dengan kita yang menggunakan kamera. Bukan
hanya diri kita yang terpantau, tetapi juga pihak-pihak disekitar kita, baik
yang berhubungan langsung dan berpengaruh dengan kita maupun yang tidak
langsung.[3]
Berdasarkan pengamalan historis di
dalam penyelenggaraan suatu organisasi, maka manfaat utama penerapan prinsip
manajemen strategi di dalam lembaga pendidikan adalah membantu lembaga
pendidikan merumuskan strategi yang lebih tepat dengan menggunakan pendekatan
sistematis, logis, dan rasional dan melalui tahapan atau elemen-elemen yang ada
pada proses pemilihan strategi pengelolaan pendidikan di era global yang terus
mengalami perubahan.
Dasar manajemen strategi adalah
menumbuhkan komitmen atau dukungan dari semua pihak (sumber daya manusia)
mengenai visi, misi lembaga pendidikan, sasaran penyelenggaraan pendidikan, dan
upaya-upaya pencapaiannya. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan utama manajemen
strategi adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua eksekutif maupun
pelaksana lembaga pendidikan.[4]
Berdasarkan pengertian yang telah
dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa strategi, pertama,
merupakan suatu kesatuan rencana organisasi yang komprehensif dan terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, kedua, penyusunan strategi
diperlukan analisis lingkungan karena akan menentukan kekuatan dan kelemahan
organisasi, ketiga, pencapaian tujuan organisasi diharapkan pada
berbagai pilihan alternatif strategi yang harus dipertimbangkan, keempat,
strategi yang telah dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan
memerlukan evaluasi.
B. Strategi Pendidikan Nasional Dalam Menghadapi Lingkungan Global
Strategi pendidikan perlu dirancang
agar mampu menjangkau alternatif jangka panjang yang mampu menghasilkan
perubahan yang signifikan bagi masa depan bangsa, memupuk watak yang mandiri,
serta tekad peserta didik untuk memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif
terhadap bangsa ini.
Dalam hal ini akan dikemukakan
beberapa rumusan strategi mengenai substansi dan metodologi pendidikan serta
beberapa rumusan strategi lainnya mengenai organisasi dan manajemen pendidikan
nasional. Rumusan strategi tersebut yaitu strategi umum pendidikan nasional,
strategi pokok pembangunan pendidikan nasional, dan karakteristik strategi
pendidikan.
1.
Strategi Umum
Pendidikan Nasional
Strategi umum pendidikan untuk menjawab
isu pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan dituangkan dalam dua aspek
penting, yaitu demokratisasi pendidikan sebagai konsep, dan sasaran khusus
sebagai konsekuensi dari demokrasi.
a.
Demokratisasi
Pendidikan
Demokratisasi pendidikan dilakukan melalui
beberapa cara sebagai berikut :
1)
Perluasan dan
Pemerataan Kesempatan untuk Memperoleh Pendidikan
Upaya perluasan dan pemerataan kesempatan
pendidikan telah ada secara formal sejak tahun 1984 untuk tingkat SD,
dilanjutkan pada tahun 1994 untuk pendidikan dasar sembilan tahun. Hasil yang
telah dicapai cukup memuaskan, namun akibat krisis ekonomi dan terjadi konflik
sosial di berbagai daerah yang mengganggu program pendidikan, angka partisipasi
pendidikan menjadi terganggu.
Strategi yang dapat dilakukan yaitu
pemantapan prioritas pendidikan dasar sembilan tahun, pemberian beasiswa dengan
sasaran yang strategis, pemberian insentif kepada guru yang bertugas di wilayah
terpencil, pemantapan peran SD dan SLTP terbuka, menggalakkan program kelompok
belajar paket A dan B, serta peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
menunjang pendidikan untuk semua.
2)
Pendidikan
Untuk Semua (Education for All)
Kecenderungan yang ada saat ini bahwa
program pendidikan hanya diorientasikan untuk orang dan kelompok tertentu,
terutama pada institusi pendidikan yang diklaim oleh masyarakat sebagai sebuah
sekolah favorit. Pada sekolah ini tidak menyediakan cukup ruang untuk kelompok
lain yang mengakses pendidikan tersebut. Apabila kondisi ini dibiarkan, kondisi
ini dapat berdampak pada perlakuan diskriminatif terhadap anak bangsa.
Untuk mencari solusi dari permasalahan
tersebut, perlu mengakomodasikan ide-ide pendidikan untuk semua, yang membuka
kesempatan bagi semua siswa untuk mengakses pendidikan dimana pun dan kapan
pun.
3)
Pemberdayaan
dan Pendayagunaan Berbagai Institusi Kemasyarakatan
Strategi yang dapat dilakukan dalam rangka
menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar membelajarkan lebih banyak
warga negara, perlu terus diupayakan pemberdayaan dan pendayagunaan berbagai
institusi kemasyarakatan untuk menjadi wahana pendidikan dan pembelajaran.
4)
Pengakuan
Hak-Hak Masyarakat Termasuk Hak Pendidikan
Selama
ini ada anggapan bahwa pendidikan belum dirasakan sebagai hak asasi yang harus
dipenuhi sehingga sebagian besar masyarakat dan orangtua masih kurang peduli
terhadap pendidikan anak-anak. Sikap yang demikian tidak dapat dibiarkan secara
terus menerus karena dapat menurunkan martabat anak, orang tua, masyarakat
bahkan pemerintah. Untuk masa mendatang hak pendidikan bagi semua anak perlu
disosialisasikan kepada masyarakat secara luas.
5)
Kerja Sama
dengan Dunia Usaha dan Industri
Semua
industri besar maupun kecil diharapkan dapat menyisihkan sejumlah dana khusus
untuk membantu program pendidikan. Bentuknya bisa berupa penyediaan fasilitas
industri, misalnya untuk kepentingan praktik siswa. Sebaliknya, kepada dunia
usaha yang berperan aktif dalam pendidikan perlu diberikan penghargaan dalam
bentuk kemudahan perizinan dan pemberian penghargaan.
b.
Kelompok-Kelompok
Sasaran Khusus
1)
Anak Dini Usia
2)
Keluarga
3)
Penyandang
Cacat
4)
Anak
Berkemampuan Luar Biasa (Gifted)
5)
Kelompok
Anak-Anak Kurang Beruntung
6)
Masyarakat
Terpencil
7)
Kelompok Usia
Produktif
8)
Kelompok Usia
Lanjut
2.
Strategi Pokok
Pembangunan Pendidikan Nasional
Dalam merealisasikan strategi pokok
pembangunan pendidikan, sedikitnya terdapat lima strategi pokok pembangunan
pendidikan nasional, yaitu :
a. Strategi Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi terhadap Pendidikan
Strategi pendidikan nasional yang
berkaitan dengan usaha mengatasi dampak krisis ekonomi terhadap pendidikan
difokuskan pada upaya mencegah peserta didik agar tidak putus sekolah,
mempertahankan kelangsungan layanan pendidikan, dan mempertahankan mutu pendidikan
agar tidak semakin menurun.
Kebijakan utama yang perlu dilakukan
adalah :
1)
Mempetahankan
laju pertumbuhan angka partisipasi pendidikan dengan menyesuaikan kembali
sasaran pertumbuhan angka absolut partisipasi pendidikan di semua jenjang;
2)
Mengintegrasikan
dana bantuan operasional pendidikan secara bertahap ke dalam anggaran rutin
untuk menunjang operasional pendidikan;
3)
Meningkatkan
dan mengembangkan program pendidikan alternatif secara konseptual dan
berkesinambungan;
4)
Meningkatkan
keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan tentang pendidikan.
b. Strategi Perluasan dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kebijakan
program yang harus dilakukan adalah :
1)
Memperluas
kesempatan pendidikan dengan prioritas pada pendidikan dasar.
2)
Meningkatkan layanan
pendidikan kepada kelompok yang kurang beruntung, termasuk kaum perempuan.
3)
Mengembangkan
layanan pendidikan alternatif tanpa mengorbankan mutu program.
4)
Menetapkan
standar kompetensi minimal keluaran pendidikan.
5)
Melanjutkan
program beasiswa bagi kalangan anak-anak miskin.
6)
Meningkatkan
anggaran pemerintah untuk pendidikan secara bertahap dan terencana.
7)
Meningkatkan
partisipasi keluarga dan masyarakat dalam membiayai pendidikan.
c. Strategi Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan
Kebijakan
program untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan meliputi tiga aspek, pertama
pengembangan kurikulum berkelanjutan di semua jenjang dan jenis pendidikan,
kedua pembinaan profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan guru, ketiga
pengadaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan.
d. Strategi Pengembangan Sistem dan Manajemen Pendidikan
Strategi
ini berkenaan dengan upaya mengembangkan sistem dan manajemen pendidikan yang
mampu mendukung pelaksanaan otomi daerah, manajemen berbasis sekolah,
demokratisasi, efisiensi, dan akuntabilitas.
Kebijakan program yang dilaksanakan
mencakup :
1)
Melakukan
kajian dan telah terhadap UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional beserta kelengkapan peraturan perundang-undangan;
2)
Revitalisasi
peran, fungsi, dan tanggung jawab satuan pendidikan dan instansi pengelolanya
secara bertahap sesuai dengan tingkat kemandiriannya;
3)
Mengembangkan
sistem perencanaan regional dan lokal tingkat satuan pendidikan;
4)
Mengembangkan
sistem pengambilan keputusan kolektif dengan melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam koridor sistem pendidikan nasional;
5)
Meningkatkan
partisipasi masyarakat melalui pembentukan komite atau dewan sekolah;
6)
Pemberdayaan
personel pendidikan yang didukung oleh aparat yang bersih dan berwibawa;
7)
Meningkatkan
sistem pengendalian dan pengawasan yang lebih berorientasi material dan formal.
e. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Pendidikan
Strategi
ini menekankan pada pemberdayaan satuan pendidikan yang produktif dan kondusif
sebagai pusat pembelajaran, pendidikan, dan pembudayaan.
Kebijakan program yang perlu ditempuh
adalah :
1)
Melaksanakan
telaah, kajian, dan restrukturisasi kelembagaan pendidikan termasuk satuan
pendidikan;
2)
Melakukan
evaluasi dan restrukturisasi lembaga pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan
masyarakat;
3)
Mengembangkan
sistem organisasi kelembagaan pendidikan yang efektif dan efisien;
4)
Standarisasi
kelembagaan yang didukung oleh sarana dan prasarana minimal serta kualifikasi
personel yang sesuai dengan beban dan jenis pekerjaannya;
5)
Memberikan
kewenangan yang lebih besar kepada lembaga pendidikan untuk mengambil keputusan
yang sesuai dengan kebutuhannya dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan
kepada pengguna jasa pendidikan.
3.
Karakteristik
Strategi Pendidikan
Misi dasar pola pendidikan yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, harus memiliki karakteristik
khusus, yaitu sebagai berikut :
a.
Pengutamaan
Kemampuan Dasar
Pendidikan pertama-tama harus mampu
membekali peserta didik dengan tiga kemampuan dasar yang fungsional bagi
kehidupan dan untuk belajar lebih lanjut, yaitu membaca, menulis, berhitung.
Ketiga kemampuan ini dikembangkan sejak peserta didik berada ditingkat
pendidikan dasar.
b.
Penguasaan
Kompetensi Umum
Arus globalisasi semakin deras
sehingga sulit untuk dihindari. Dalam rangka mengantisipasi globalisasi,
kiranya perlu sekali setiap siswa pada semua jenjang pendidikan untuk memiliki
kompetensi generik (generic competences) yang meliputi keterampilan
mengatur diri, keterampilan berkomunikasi, kemampuan menangani orang dan tugas
serta kemampuan memobilisasi inovasi dan perubahan.
c.
Penyelenggaraan
Program Studi dengan Kualifikasi yang Dapat Dipasarkan (Marketable)
Sejauh ini program pendidikan yang
dikembangkan oleh institusi negeri lebih bersifat konvensional, konservatif,
dan cenderung lebih berorientasi kepada supply-driven. Untuk batas-batas
tertentu, pemerintah bertanggung jawab untuk mempertahankan sejumlah program
studi yang diharapkan menjadi penopang kepentingan pengembangan misalnya
program studi ilmu murni.
Berbeda dengan institusi pendidikan
negeri, institusi pendidikan swasta lebih proaktif dalam mengembangkan
program-program alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan orientasi yang
cenderung demand-driven. Hal ini sangat dimaklumi karena kelangsungan
institusi pendidikan swasta sangat tergantung kepada para peserta didiknya.
Lembaga pendidikan swasta harus
berusaha mengembangkan jenis-jenis program yang benar-benar dapat dipasarkan.
Keinginan kuat ini sangat disayangkan karena tidak selalu diimbangi dengan
pengendalian mutu yang efektif. Dengan demikian jumlah peserta didik yang
diterima tidak seimbang dengan kemampuan institusi yang bersangkutan dalam
proses pengelolaannya.
d.
Pendidikan yang
Memiliki Kepedulian Terhadap Teknologi Informasi
Di era teknologi informasi ini,
setiap individu dituntut untuk memiliki kepedulian terhadap munculnya teknologi
informasi yang sangat pesat dan turut memiliki pengetahuan dasar yang berdampak
terhadap kehidupan manusia. Banyak unsur positif yang ditimbulkan dari dukungan
teknologi informasi, diantaranya dapat mempermudah hubungan antarpersonal baik
di lingkungan lembaga pendidikan maupun lingkungan masyarakat secara umum.
e.
Pendidikan
Agama, Moral, dan Budi Pekerti
Akhir-akhir ini kehidupan bangsa
Indonesia banyak diwarnai dengan berbagai penyimpangan perilaku yang keluar
dari kaidah-kaidah agama, nilai-nilai moral, dan budi pekerti yang dijunjung
tinggi oleh budaya bangsa. Muncul beberapa kericuhan-kericuhan yang menyebabkan
penyimpangan perilaku anak. Oleh karena itu, harus segera diatasi dengan
mengintensifkan pendidikan agama, moral maupun budi pekerti agar penyimpangan
perilaku ini tidak berkelanjutan dan tidak merusak masa depan anak bangsa.[5]
C. Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Strategi Pendidikan
Beberapa isu faktor-faktor strategis
yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan strategi pendidikan masa depan
yang meliupti pembenahan struktural serta peningkatan kualitas dan relevansi.
1.
Pembenahan
Struktural
a.
Otonomi
Salah satu prasyarat untuk
keberhasilan fungsi dan manajemen pendidikan terletak pada adanya hubungan yang
baik antara birokrat dan masyarakat secara keseluruhan. Hubungan itu harus
didasarkan atas prinsip-prinsip kebebasan akademik (academic freedom)
dan otonomi kelembagaan (institutional autonomy) yang sangat esensial
bagi terpeliharanya lembaga pendidikan sebagai sebuah komunitas yang memiliki
kebebasan untuk mencari (free inquiry) serta mampu menampilkan
fungsi-fungsi kreatif, reflektif, dan kritis dalam masyarakat.
b.
Strategi
Pendanaan
Pimpinan lembaga pendidikan harus
mampu mengelola dana yang diperolehnya dan menggunakannya sesuai dengan
kebutuhan lembaga pendidikan yang bersangkutan, tanpa intervensi Pemerintah.
Hal ini akan memberikan dorongan yang kuat kepada lembaga pendidikan untuk
mencari solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendanaan
dengan cara memanfaatkan aset yang dimiliki, menjajaki segala kemungkinan model
penyaluran dana, dan menarik mitra baru untuk membantu mengumpulkan sumber dana
lain.
c.
Sumber Daya
Manusia
Sehat tidaknya kondisi lembaga
pendidikan banyak tergantung kepada tenaga administratif, tenaga pengajar, dan
profesional (peneliti). Pengakuan terhadap para tenaga administratif tidak
cukup hanya memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Kontribusi tenaga
pengajar dan tenaga profesional (Pegawai Negeri Sipil/PNS) telah cukup
menunjukkan tingkat profesionalisme dan pengabdian yang tinggi (walaupun
tingkat punishment mereka belum dihargai secara memadai oleh sistem
insentif yang berlaku sekarang).
2.
Peningkatan
Kualitas dan Relevansi
Berkenaan dengan kualitas dan
relevansi, isu-isu strategis yang perlu diperhitungkan dalam pengembangan
strategi pendidikan nasional adalah sebagai beriku.
a.
Peningkatan dan
Penjaminan Kualitas
Akuntabilitas harus tercermin dalam
kualitas lulusan lembaga pendidikan. Negara memiliki tanggung jawab kepada
warga negaranya untuk menilai kapasitas sistem dan lembaga pendidikan untuk
merespons perubahan mendasar yang mungkin terjadi di masa depan.
b.
Keterampilan
Menulis di Kalangan Tenaga Pengajar
Keterampilan tenaga pengajar selain
melaksanakan tugas mengajar dituntut pula untuk membuar karya ilmiah sesuai
dengan kapasitas tugasnya sebagai guru atau dosen agar dapat menciptakan
kreativitas serta mengembangkan kompetensi yang dimilikinya serta dengan
tuntutan dunia pendidikan yang identik dengan budaya menulis.
c.
Relevansi
Kebutuhan akan relevansi telah
mendapatkan dimensi baru dan semakin penting sejalan dengan tuntutan
perekonomian modern terhadap tersedianya lulusan yang mampu secara
terus-menerus memperbarui pengetahuan, mempelajari keterampilan baru, tidak
hanya pencari kerja yang sukses, melainkan mampu menciptakan sendiri pekerjaan
(wirausaha) di tengah-tengah pasa tenaga kerja yang terus-menerus berubah.
d.
Penyediaan dan
Perluasan Akses ke Pendidikan Tinggi
Tersedianya akses yang luas ke
jenjang pendidikan tinggi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan
adanya pemerataan akses antarkelompok masyarakat dan lokasi geografis.
3.
Pengembangan
Kapabilitas Pendidikan Nasional
Kapabilitas pendidikan
nasional yang diharapkan di masa mendatang dapat memenuhi tuntutan pasar yang
membutuhkan lulusan lembaga pendidikan yang ada. Untuk mendukung kapabilitas
tersebut, diperlukan faktor-faktor yang
mendasarinya, yaitu sebagai berikut :
a.
Pengurangan
Ketergantungan Pendidikan terhadap Pemerintah Pusat;
b.
Penyelenggaraan
Pendidikan yang Demokratis, Akuntabel, dan Bermutu;
c.
Kurikulum yang
Mampu Membentuk Kepribadian dan Profesionalisme;
d.
Pendayagunaan
Bersama Sumber Daya Pendidikan.
4.
Akuntabilitas
Pendidikan
Agar lembaga pendidikan
memiliki keunggulan dan dapat diterima oleh pengguna jasa pendidikan, perlu
menerapkan berbagai kriteria pendukungnya sebagai berikut :
a.
Penerapan
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Bidang Pendidikan;
b.
Penerapan
Profesionalisme Manajemen Pendidikan;
c.
Peningkatan
Kesejahteraan dan Penerapan Sistem Pengembangan Karier Guru;
d.
Penegakan
Legalitas Penyelenggaraan Pendidikan;
e.
Optimalisasi Kinerja
Lembaga Akreditasi Pendidikan.
D. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Pendidikan Nasional
Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai
banyaknya peserta didik yang putus sekolah,serta banyaknya peserta didik yang
tidak melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.
1.
Rendahnya
mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam, matematika,serta
english sedang materi tersebut adalah kunci dalam menguasai dan mengembangkan
iptek.
2.
Rendanya
efisiensi internal karena lamanya masa studi melampau waktu standar yang telah
ditetapkan.
3.
Rendahnya
relevansi pendidikan , yang menyebabkan terjadinya pengengguran tenaga terdidik
yang cenderung terus meningkat.
4.
Terjadi
kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung
jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran antar pelajar dan kenalan remaja.
Masalah – masalah di atas erat kaitannya dengan
kendala seperti keadaan geografis,
demografis, serta sosioekonomi. Besarnya jumlah penduduk yang tersebar luas di
seluruh wilayah geografis indonesia cukup luas, kemiskinan juga merupakan salah
satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah – masalah
pendidikan.sistem dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut
menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan di sekolah yang pada gilirannya
menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Dan dalam mengatasi
masalah – masalah di atas harus dirumuskan terlebih dahulu karena fenomena dan
penyebab timbulnya masalah juga berbeda – beda diseluruh wilayah indonesia.
Perkembangan dunia pendidikan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
1) Faktor Internal
·
Dampak manajemen
yang sentralistik;
·
Mekanisme
pendanaan oleh pemerintah;
·
Manajemen dan
organisasi, dan
·
Sumber daya manusia.
2) Faktor Eksternal
·
Globalisasi;
·
Perkembangan
ekonomi nasional;
·
Politik;
·
Sosial budaya, dan
·
Teknologi.
E. Membangun Sistem Pendidikan Yang Berbudaya di Era Globalisasi
Langkah-langkah strategis sistem
pendidikan, antara lain sebagai berikut :
·
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen
pendidikan, baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro.
·
Menciptakan
kelembagaan agar daerah mempunyai peranan dan keterlibatan yang lebih besar
dalam penyelenggaraan pendidikan.
·
Mendorong peran
serta masyarakat termasuk lembaga sosial kemasyarakatan dan dunia usaha sebagai
mitra pemerintah dalam pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan.
·
Ada sistem
pendidikan nasional, terutama pendidikan keagamaan yang mengelola sekolah dasar
Islam yang sebagian besar dikelola oleh lembaga sosial kemasyarakatan termasuk
pendidikan pesantren.
·
Menyediakan
fasilitas yang memadai agar peserta didik tumbuh dan berkembang secara sehat,
dinamis, kreatif, dan produktif.
·
Menciptakan
sistem pendidikan yang proaktif dan fleksibel.
·
Menciptakan
suasana dan proses belajar mengajar yang mampu membangkitkan dan mengembangkan
kreativitas, inovasi, serta minat dan semangat belajar.
·
Menanamkan
kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini di tingkat sekolah
dasar dalam rangka menumbuhkan budaya iptek.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dasar manajemen
strategi adalah menumbuhkan komitmen atau dukungan dari semua pihak (sumber
daya manusia) mengenai visi, misi lembaga pendidikan, sasaran penyelenggaraan
pendidikan, dan upaya-upaya pencapaiannya. Dengan
manajemen strategi, organisasi bisa memiliki gambaran menyeluruh atas
organisasinya. Gambaran menyeluruh ini bisa diibaratkan dengan kita yang
menggunakan kamera. Bukan hanya diri kita yang terpantau, tetapi juga
pihak-pihak disekitar kita, baik yang berhubungan langsung dan berpengaruh
dengan kita maupun yang tidak langsung.
Strategi
pendidikan perlu dirancang agar mampu menjangkau alternatif jangka panjang yang
mampu menghasilkan perubahan yang signifikan bagi masa depan bangsa, memupuk
watak yang mandiri, serta tekad peserta didik untuk memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif terhadap bangsa ini. Dalam hal ini akan dikemukakan
beberapa rumusan strategi mengenai substansi dan metodologi pendidikan serta
beberapa rumusan strategi lainnya mengenai organisasi dan manajemen pendidikan
nasional. Rumusan strategi tersebut yaitu strategi
umum pendidikan nasional, strategi pokok pembangunan pendidikan nasional, dan
karakteristik strategi pendidikan.
Beberapa isu
faktor-faktor strategis yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan strategi
pendidikan masa depan yang meliupti pembenahan struktural serta peningkatan
kualitas dan relevansi.
Faktor-faktor
yang yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, antara lain : perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan
penduduk, aspirasi masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Colemen
M & Bush T. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.
Rochaety, Eti., Pontjorini Rahayuningsih dan Prima
Gusti Yanti. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2006.
Taufiq
Amir. Manajemen Strategik. Jakarta:Rajawali. 2012.
Thomas B. Santoso. Manajemen Sekolah di Masa Kini.
Pendidikan Network. 2001.
Dewa,
Apriantika. Permasalahan Pendidikan. http://suksesseluruhtest.blogspot.co.id/2014/07/makalah-pengantar-pendidikan.html?m=1
diakses pada 10 September 2015 pukul 20:00.
Heristina,
Ananda. Konsep Dasar Manajemen Strategi. http://anandaheristina.blogspot.com/2014/09/konsep-dasar-manajemen-strategi.html?m=1
diakses pada 10 September 2015 pukul 19:51.
[1]
Colemen
M & Bush T, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.
[2] Ananda Heristina, Konsep Dasar Manajemen
Strategi, http://anandaheristina.blogspot.com/2014/09/konsep-dasar-manajemen-strategi.html?m=1 diakses pada 10 September 2015 pukul 19.51
[3] Taufiq Amir, Manajemen Strategik,
(Jakarta:Rajawali), 2012, hal:9
[4] Thomas B. Santoso, Manajemen Sekolah di Masa
Kini, Pendidikan Network, 2001, hal 31
[5] Eti Rochaety, Rahayuningsih dan
Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2006, hal : 42