1
TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM
Posted by Unknown
on
7:16 AM
ARTIKEL TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM
Teori merupakan suatu set atau
system pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal. Teori
merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain, yang di
susun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian.
Dalam Kamus Filsafat yang ditulis
oleh Tim Penulis Rosda (1995) dijelaskan bahwa theory adalah :
1.
Pemahaman akan berbagai hal dalam hubungan universal
dan idealnya satu sama lain, lawan dari praktis dan/atau eksistensi factual.
2.
Dalam prinsip abstrak atau umum dalam sebuah
pengetahuan yang menampilkan pandangan yang jelas dan sistemik tentang sebagian
materi pokoknya, seperti dalam teori seni atau dalam teori atom.
3.
Sebuah prinsip atau model umum, abstrak dan ideal yang
digunakan untuk menjelaskan fenomena, seperti dalam teori seleksi alam.
Dari beberapa definisi tentang teori
yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan teori memiliki beberapa
karakteristik, yaitu :
a.
Adanya serangkaian pernyataan yang bersifat universal.
b.
Dalam pernyataan tersebut terdapat konstruk (konsep).
c.
Merupakan lawan dari praktik.
d.
Menampilkan
pandangan yang jelas dan sistermik tentang suatu fenomena.
e.
Berdasarkan fakta-fakta empiris.
f.
Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan,
memprediksi, dan memadukan fenomena.
Teori merupakan alat suatu disiplin
ilmu yang berfungsi untuk menentukan arah dari ilmu itu, menentukan data apa
yang harus dikumpulkan, memberikan data konseptual tentang cara mengelompokan
dan mengumpulkan darta, merangkum fakta-fakta menjadi : generalisasi empiris,
system generalisasi, menjelakan dan memprediksi fakta-fakta, dan menunjukan
kekurangan pengetahuan kita tentang disiplin ilmu itu.
Teori kurikulum merupakan
serangkaian konsepsi yang berhubungan konsep-konsep pendidikan yang berusaha
menjelaskan secara sistematis, perspektif terhadap kurikulum. Teori kurikulum
(curriculum theory atau event theory) merupakan theory yang menguraikan
pemilihan dan pemisahan kejadian atau peristiwa kurikulum atau yang berhubungan
dengan kurikulum dan yang bukan.
Konsep-konsep teori kurikulum yaitu
sebagai suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum
sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur
kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi
kurikulum. Bahan penyajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan
penetuan keputusan, penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kurikulum,
dan lain-lain.
Teori kurikulum bukan hanya sebagai
landasan dan acuan, tetapi juga dapat menjelaskan dan memprediksi bagaimana
praktik kurikulum. Teori kurikulum mencari prinsip-prinsip atau
pernyataantentang apa yang seharusnya atau tidak seharusnya ada/terjadi dalam
pendidikan.
Teori kurikulum selalu mengandung
terhadap sikap dan perbuatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, kurikulum
selalu melibatkan aspek-aspek epistemologis (pengetahuan), ontologis
(eksistensi dan realitas), dan aksiologis (nilai-nilai). Walaupun aspek-aspek
tersebut susah dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, ahli teori kurikulum
dapat menekankan pada salah satu aspek tertantu yang dianggap urgen.
Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis Caswell.
Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara
bagian di Amerika Serikat (Tennessee, Alabama, Florida, Virginia), is
mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society
centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif.
Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-guru,
berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan struktur organisasi dari
penyusunan kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan,
memilih isi, menentukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan
sebagainya.
Teori kurikulum dapat ditinjau dari
dua fungsi pokok, yaitu:
1.
Sebagai alat
dan kegiatan intelektual untuk memahami pengalaman belajar peserta didik dalam
proses pembelajaraan yang dibantu oleh disiplin ilmu social lainnya. Dalam
fungsi ini tidak digunakan data-data empiris. Teori kurikulum bukan menjadi
acuan dalam implementasi teori kurikulum (praktik pembelajaraan). Fungsi
pertama ini lebih banyak memfokuskan keunikan dan kebebasaan individu serta
kegiatan-kegiatan yang bersifat temporer. Implementasi kurikulum hanya sebagai
upaya dan tanggung jawab moral, bukan sebagai masalah teknis. Tujuan teori
kurikulum adalah mengembangkan, menilai, dan memilih konsep-konsep tentang
kurikulum sehingga dapat melahirkan gagasan baru tentang kurikulum.
2.
Sebagai
suatu strategi atau metode untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan berdasarkan
data-data empiris. Fungsi kedua ini lebih banyak menganalisis hubungan antara
teori dengan praktik.
Teori kurikulum harus dapat memberikan
konstribusi yang signifikan bagi para pengembang kurikulum untuk penyusunan
konsep tentang situasi pendidikan yang mereka hadapi, sehingga dapat membantu
mereka untuk menjawab persoalan dan tantangan yang ada. Teori kurikulum dapat
dilihat dari empat aspek penting, yaitu:
1)
Hubungan
antara kurikulum dengan berbagai faktor yang dapat meningkatkan efektivitas dan
efesiensi kurikulum.
2)
Hubungan
antara kurikulum dengan struktur kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai-nilai) yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3)
Hubungan
antara kurikulum dengan komponen-komponen kurikulum itu sendiri seperti tujuan,
isi/materi, metode dan evaluasi.
4)
Hubungan
antara kurikulum dengan pembelajaran.
John D McNeil menegaskan teori
kurikulum harus dapat menegaskan dan memprediksi hubungan antara berbagai
variabel kurikulum dengan tujuan, proses belajar, dan perencanaan program.
Implikasinya, teori kurikulum harus dapat :
a. Menjadi
acuan dalam penelitian dan pengembangan kurikulum serta menjadi alat evaluasi
kurikulum
b. Mengidentifikasikan
dan menjelaskan berbagai variabel dan hubungannya dengan komponen-komponen
kurikulum yang dapat divalidasi secara empiris
c. Memberikan
prinsip dan hubungan-hubungan yang dapat diuji secara empiris untuk
mengembangkan kurikulum
d. Menjadi
kegiatan intelektual yang kreatif
Melalui suatu teori kurikulum
tertentu diharapkan kuriklum dapat lebih bermakna bagi peserta didik.
Dalam mengembangkan teori kurikulum sebagai
disiplin ilmu, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menggunakan
bahasa yang tepat dan ilmiah agar lebih bersifat objektif dan bukan persuasif
b. Prinsip-prinsip
dan metode baru dan yang lebih efektif
c. Peran teori
dari disiplin ilmu lain dalam kurikulum
d. Konstribusi
teori kurikulum terhadap peningkatan mutu pendidikan
e. Keseimbangan
antara teori dan praktik.
Teori dan praktik merupakan dua
kutub yang berbeda, tetapi ada dalam suatu kesatuan. Teori tanpa praktik adalah
pincang, sedangkan teori tanpa prakti adalah buta. Teori diharapkan dapat
memperbaiki praktik, dan hasil praktik dapat mempebaiki teori. Dengan demikian,
antara teori dan praktik harus saling memperbaiki.
Referensi :
Arifin,Zainal. Konsep
dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2011.
Malik, MD. Teori-teori Pengembangan Kurikulum. http://muhamadiqbalmalik.blogspot.com/2012/05/teori-teori-pengembangan-kurikulum.html (diakses
pada 13 November 2014, pukul 22:48)
Jamaludin, Dery. Teori
dan Kurikulum. http://deryjamaluddin.page.tl/Teori-dan-Kurikulum.htm (diakses
pada 13 November 2014, pukul 22:52)
Suriman. Teori
Kurikulum. http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/teori-kurikulum.html (diakses
pada 13 November 2014, pukul 22:53)