0
AKTIVA TETAP SUMBER DAYA ALAM DAN AKTIVA TAK BERWUJUD
Posted by Unknown
on
9:32 PM
“AKTIVA SUMBER DAYA ALAM DAN AKTIVA TAK BERWUJUD”
Oleh
Widya Ekadara dan Ratna Sari
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
A.
Aktiva Sumber
Daya Alam
1.
Konsep Dasar
Aktiva Sumber Daya Alam
Tidak semua perusahaan memiliki aset
yang dapat diperbaharui pada saat nilai ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan
memiliki aset tetap yang tidak dapat diperbarui atau diganti pada saat nilai
ekonomisnya sampai pada titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu Sumber
daya alam (natural resource). Sumber daya alam merupakan aktiva
tetap yang sering kali disebut dengan aktiva yang dapat habis. Yang termasuk ke
dalam aktiva ini adalah minyak, mineral, kayu hutan, bijih besi, dan sumber
daya alam lainnya. Aktiva ini dikarakteristikan dengan dua fitur utama :
a)
Pengambilan
(penggunaan) sepenuhnya aktiva tersebut;
b)
Penggantian
aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.
Tidak seperti
pabrik dan peralatan, sumber daya alam dikonsumsikan secara fisik selama
periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya. Namun
masalah akuntansi yang berhubungan dengan sumber daya alam serupa dengan yang
dihadapi oleh aktiva tetap.
Perusahaan-perusahaan
seperti pertambangan dan kehutanan memiliki jenis aset tetap yang tidak dapat
diperbarui dan harus dicari yang baru lagi jika ingin memilikinya. Harga
perolehan aset tetap yang berupa sumber daya alam seperti itu harus
dialokasikan ke periode-periode akuntansi yang memperoleh pendapatan dari aset
tetap tersebut. Pengalokasian harga perolehan inilah disebut dengan deplesi. Jumlah deplesi ditentukan dengan
mengalihkan kuantitas yang di tambang selama suatu periode dengan tarif
deplesi. Tarif ini dihitung dengan membagi biaya barang tambang dengan estimasi
cadangannya.
2.
Deplesi Aktiva Sumber Daya Alam
Seperti telah disinggung di atas,
deplesi adalah berkurangnya harga perolehan atau nilai sumber daya alam seperti
minyak, mineral, tambang, bijih besi dan hutan kayu yang disebabkan oleh
perubahan sumber daya alam tersebut hingga menjadi persediaan (Rudianto 2012 :
268).
Penetapan Dasar Deplesi
Perusahaan seperti ExxonMobil memerlukan pengeluaran yang besar
untuk menemukan sumber daya alam ini, dan dalam setiap penemuan yang sukses
terdapat banyak “kegagalan”. Lebih lanjut, penundaan yang terlalu lama sering
dihadapi antara waktu biaya terjadi dan manfaat yang diperoleh dari sumber daya
yang ditambang. Akibatnya, perusahaan dalam indrustri tambang seperti
ExxonMobil seringkali menggunakan kebijakan yang konservatif dalam akutansi
untuk pengeluaran yang terjadi dalam menemukan dan menambang sumber daya alam.
Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor, yaitu :
a) Biaya Akuisisi
Biaya
akuisisi (acquisition cost) adalah harga yang dibayarkan OxxonMobil guna memperoleh
hak properti untuk mencari dan menemukan sumber daya alam yang belum ditemukan
atau harga yang harus dibayar untuk sumber daya yang telah ditemukan. Dalam
beberapa kasus, properti dilease dan pembayaran khusus dibayar kepada pemilik
jika sumber daya alam produktif ditemukan dan secara komersial menguntungkan.
b)
Biaya
Eksplorasi
Biaya
eksplorasi sering kali diperlukan untuk menemukan sumber daya alam. Dalam
banyak kasus, biaya ini di bebankan ketika terjadi. Apabila biaya ini berjumlah
substansial dan risiko menemukan sumber daya tidak pasti (seperti dalam
indrusti minyak dan gas), maka kapitalisasi dapat dilakukan.
c)
Biaya
Pengembangan
Perusahaan
membagi biaya pengembangan (development cost) menjadi dua bagian : (1) biaya
peralatan berwujud dan (2) biaya pengembangan tidak berwujud. Peralatan
berwujud termasuk semua transportasi dan peralatan berat lainnya yang
diperlukan untuk menambang sumber daya serta menyiapkannya untuk pasar. Biaya
pengembangan tidak berwujud, disisi lain, seperti biaya pengeboran, terowongan,
gua, dan sumur. Biaya ini memiliki karakteristik berwujud tetapi diperlukan
untuk produksi sumber daya alam. Biaya pengembanagn tidak berwujud dianggap sebagai
bagian dari dasar deplesi.
d)
Biaya Restorasi
Perusahaan
kadang-kadang mengeluarkan biaya yang substansial untuk merestorasi properti
kembali seperti pada kondisi semula setelah dilakukan penambangan. Ini
dinamakan biaya restorasi. Biaya restosi ini adalah bagian dari dasar deplesi.
Jumlah yang dimasukkan dalam dasar deplesi ini adalah nilai wajar kewajiban
untuk meresterasi properti setelah dilakukannya penambangan.
Segera setelah perusahaan menentukan dasar
deplesi, masalah berikutnya menentukan bagaimana biaya sumber daya alam harus
dilokasikan ke periode akuntansi. Biasanya deplesi dihitung dengan metode unit
produksi (pendekatan aktivitas), yang berarti bahwa depresi merupakan fungsi
dari jumlah unit yang ditambang selama periode berjalan. Dalam pendekatan ini, total
biaya sumber daya alam dikurang nilai sisa dibagi dengan estimasi jumlah unit
yang berada dalam deposit sumber daya alam, untuk memperoleh biaya perunit
produk. Biaya per unit ini lalu dikalikan dengan jumlah unit yang di tambang
untuk menghitung deplesi.
PT. Payung Buana adalah sebuah perusahaan
penambangan pasir yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat. Pada awal tahun 2013,
perusahaan itu membeli sebidang tanah yang akan dijadikan lokasi penambangan
pasir seharga Rp. 200.000.000. tanah seluas 50.000 m2 tersebut
diperkirakan mengandung pasir sebanyak 100.000 m3 pasir.
Diperkirakan setelah seluruh pasir berhasil digali, tanah sisa pertambangan
tersebut akan dapat dijual seharga Rp. 50.000.000. Selama tahun 2013,
perusahaan berhasil menggali pasir dari tanah pertambangan tersebut sebanyak
20.000 m3. Bagaimanakah jurnal yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dan pemanfaatan tanah pertambangan serta berapakah beban deplesi dari
tanah pertambangan tersebut ?
Jawab
:
Pada
awal tahun 2013, saat perusahaan membayar transaksi pembelian tanah
pertambangan secara tunai, jurnal yang perlu dibuat adalah :
Tanah
Pertambangan 200.000.000
Kas 200.000.000
Pada
awal tahun itu juga, perusahaan dapat menghitung beban deplesi untuk tanah
pertambangan tersebut sebesar :
Diketahui
: Harga Perolehan = Rp.
200.000.000
Nilai Sisa
= Rp. 50.000.000
Estima Jumlah Unit = 100.000 m3
Deplesi = 200.000.000 – 50.000.000
100.000
= Rp. 1.500/m3
Jika
pada tahun 2013 PT Payung Buana Berhasil menggali pasir sebanyak 20.000 m3,
maka beban deplesi perusahaan untuk tahun 2013 adalah :
Rp.
1.500 x 20.000 m3 = Rp. 30.000.000
Jurnal
untuk pencatatan deplesi perusahaan adalah :
Beban
Deplesi 30.000.000
Akumulasi Deplesi 30.000.000
Penyajian
dalam Neraca :
Tanah
Petambangan 200.000.000
Dikurangi
Akumulasi Deplesi 30.000.000
170.000.000
B.
Aktiva Tak
Berwujud
1.
Konsep Dasar
Aktiva Tak Berwujud
Dalam perekonomian yang berbasis teknologi, aktiva tidak berwujud
merupakan hal yang sangat penting. Mari kita pertimbangkan pionir perusahaan online
eBay. Perusahaan ini tidak memiliki produk atau peralatan secara fisik,
tetapi membantu orang-orang membeli dan menjual sesuatu mulai dari mainan
batman hingga bingkai gambar tua. Setiap bulan eBay melayani jutaan pelanggan.
Berdasarkan semua hal itu, eBay merupakan perusahaan yang tidak berwujud.
Modal intelektual eBay atau Intel sulit untuk diukur. Namun, ketika
sebuah perusahaan membeli perusahaan yang lain, kita bisa memperoleh sedikit
gambaran tentang nilai perusahaan yang diakuisisi. Sebagai contoh, American
Online (AOL) mengakuisisi Time Warner. AOL menyatakan akan menghargai $146
miliar aktiva berwujud bersih Time Warner yang nilainya hanya $9 miliar.
Mengapa aktiva yang begitu kecil bernilai bernilai besar? Karena aktiva tidak
berwujud Time Warner bernilai miliaran. Aktiva tidak berwujud dapat saja
menjadi nilai pasar perusahaan secara keseluruhan, sehingga perusahaan itu
harus menilai aktiva tak berwujudnya seperti ketika menilai persediaan dan
peralatan.
Berdasarkan ilustrasi di atas maka yang dimaksud dengan aktiva tak
berwujud atau dikenal dengan istilah Intangible Assets adalah kekayaan
yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki umur ekonomis yang panjang dan
memberikan manfaat bagi operasi perusahaan tetapi tidak mempunyai bentuk fisik
yang dapat diobservasi atau dilihat secara langsung.
Menurut Weygan, Keiso, dan Walter (2008:118) aktiva tak berwujud (intangible
assets) memiliki dua karakteristik utama :
a)
Kurang memiliki
eksistensi fisik
Tidak seperti aktiva berwujud seperti
properti, pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak
dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang
menggunakannya.
b)
Bukan merupakan
instrumen keuangan
Aktiva seperti deposito bank, piutang
usaha dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki
substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud.
Aktiva ini merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak
(klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
Menurut
Dyckman, Dukes, dan Davis (2001:3) aktiva tak berwujud dicantumkan pada neraca
dengan nama-nama tertentu seperti aktiva tak berwujud, aktiva operational
tak berwujud, aktiva tetap tak berwujud, dan aktiva lainnya. Biasanya
aktiva tak berwujud berbentuk seperti hak paten, hak cipta, merk dagang, hak
waralaba, Leasehold, biaya organisasi, franchises, dan goodwill.
Aktiva tak
berwujud dapat diklasifikasikan menurut empat atributnya yaitu :
a)
Cara akuisisi (manner
of acquisidtion) Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membeli
dari perusahaan lain, seperti membeli waralaba atau paten dari orang lain. Cara
lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merk dagang.
b)
Dapat
diidentifikasikan (identifiability) Beberapa aktiva tak berwujud dapat
diidentifikasikan secara terpisah dari aktiva perusahaan lainnya. Contohnya
mencakup paten, merk dagang, dan waralaba. Aktiva tak berwujud lainnya tidak
dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang
berhubungan dengannya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya didasarkan atas
beberapa faktor seperti loyalitas konsumen atau kualitas produk maupun sumber
daya manusianya dan bukan dari hak kepemilikan khusus.
c)
Dapat
dipertukarkan (exchangeability) Beberapa aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli atau dengan kata lain dapat
dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merk dagang, dan waralaba. Aktiva tak
berwujud lainnya yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak dapat
dipertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga. Contohnya adalah
biaya organisasi. Tidak ada pihak yang mau membeli biaya organisasi ini secara
terpisah (terlepas dari perusahaannya). Goodwill adalah contoh aktiva tak
berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan dan dipertukarkan. Goodwill hanya
akan mempunyai nilai jika ia dikombinasikan atau dihubungkan dengan aktiva
lainnya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainnya.
d)
Periode manfaat
yang diharapkan (period of expected benefit) Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu tidak terbatas. Periode manfaat dari aktiva tak
berwujud lainnya dapat dibatasi dengan faktor ekonomis atau pembatasan hukum
atau kontraktual.
2.
Jenis-Jenis
Aktiva Tak Berwujud
Akuntasi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada apakah aktiva
tak berwujud itu mempunyai umur manfaat terbatas atau tidak terbatas. Terdapat
banyak jenis aktiva tak berwujud, yang sering kali dikelompokan menjadi enam
kategori besar yaitu :
a)
Aktiva Tak Berwujud
yang Terkait dengan Pemasaran
Bentuk umum dari aktiva tak berwujud yang
berhubungan dengan pemasaran adalah merek dagang (trademark) atau nama
dagang (trade name). Suatu merek dagang (trademark) adalah suatu
kata, frasa, atau simbol yang membedakan atau mengidentifikasi suatu perusahaan
atau produk tertentu. Hak untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang baik
terdaftar maupun tidak, secara eksklusif berada pada pengguna awal selama
mereka terus menggunakannya.
Pendaftaran pada kantor paten dan merek
dagang memberikan perlindungan hukum untuk sejumlah pembaharuan kembali yang
tak terbatas dalam masing-masing periode selama 10 tahun. Sehingga perusahaan
yang menggunakan suatu merek dagang atau nama dagang yang telah ditetapkan
dapat menganggapnya memiliki umur yang tak terbatas. Nama dagang seperti
Klenees, Pepsi-Cola, Buick, Excedrin, Wheaties, dan Sunkist menciptakan
identifikasi produk secara langsung dalam pikiran kita, sehingga meningkatkan
pemasaran.
Nama perusahaan (company names) mengidentifikasikan
kualitas dan karakteristik bahwa perusahaan telah bekerja keras dan
menghabiskan banyak waktu untuk mengembangkannya. Dalam tahun-tahun belakangan
ini diperkirakan sekitar 1.230 perusahaan yang menggunakan nama baru dengan
tujuan membentuk identitas baru dan membayar kepada konsultan identitas
perusahaan lebih dari $250 juta. Di antaranya adalah Primerica (sebelumnya
American Can), Navistar (sebelumnya International Harvester), dan Nissan
(sebelumnya Datsun).
b)
Aktiva Tak
Berwujud yang Terkait dengan Pelanggan
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan
pelanggan dihasilkan dari interaksi dengan pihak luar. Contohnya adalah daftar
pelanggan, catatan pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan
pelanggang yang terkait kontrak maupun tidak.
Sebagai ilustrasi diasumsikan bahwa We
Market memperoleh daftar pelanggan sebuah surat kabar besar seharga $6.000.000
pada 1 Januari 2007. Database pelanggang ini meliputi nama, informasi kontak,
sejarah pemesanan dan informasi demografis. We Market berharap untuk
mendapatkan manfaat secara merata selama periode tiga tahun dari informasi itu.
Dalam hal ini, daftar pelanggan adalah aktiva tak berwujud dengan umur manfaat
terbatas, sehingga We Market harus mengamortisasikannya menurut periode garis
lurus selama periode tiga tahun.
We Market mencatat pembelian daftar
pelanggan dan amortisasi daftar pelanggan itu pada setiap akhir tahun sebagai
berikut :
1
Januari 2007
Daftar
pelanggan 6.000.000
Kas 6.000.000
(Untuk mencatat pembelian daftar
pelanggan)
31
Desember 2007, 2008, 2009
Beban
amortisasi daftar pelanggan 2.000.000
Akumulasi amortisasi daftar pelanggan 2.000.000
(untuk mencatat beban amortisasi)
c)
Aktiva Tak
Berwujud yang Terkait dengan Seni
Suatu hak cipta (copyrights) merupakan
hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung,
dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta diberikan selama
umur penciptanya ditambah 70 tahun. Pemilik hak cipta memiliki hak eksklusif,
seperti hak mencetak, mencetak ulang, dan menyalin pekerjaan, menjual atau
mendistribusikan salinan itu dan untuk mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Hak
cipta tidak dapat diperbaharui. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu
hak cipta dapat dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang
terlibat harus dibebankan pada saat terjadinya.
Perusahaan dapat membayar mahal untuk membeli hak cipta yang sudah ada.
Sebagai contoh, penerbit Simon & Schuster mungkin harus membayar $1 juta
untuk mendapatkan hak cipta sebuah novel terkenal.
Biaya yang dibebankan pada suatu hak cipta
terdiri dari beban-beban yang diperlukan untuk menetapkan hak tersebut.
Bilamana suatu hak cipta dibeli, maka dicatat dengan harga belinya. Biaya
proses pengendalian yang mungkin terjadi di kemudian hari untuk melindungi hak
cipta tersebut, jika sukses, harus dikapitalisasikan sebagai suatu nilai
tambahan pada hak cipta. (Smith & Skousen, 1992:415)
d)
Aktiva Tak
Berwujud yang Terkait dengan Kontrak
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan
kontrak merupakan nilai dari hak yang muncul dari perjanjian kontrak. Contoh
dari waralaba (franchises) yaitu perjanjian lisensi, ijin bangunan, hak
siaran, dan kontrak jasa.
Suatu waralaba (franchises) adalah
perjanjian kontraktual di mana pemilik waralaba (franchisor) memberikan
hak kepada pemegang waralaba (franchisee) untuk menjual produk atau jasa
tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau untuk
melakukan fungsi-fungsi tertentu, biasanya di daerah geografis yang telah
ditentukan.
Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian
yang biasa dilakukan oleh pemerintah kota (atau badan pemerintah lain) dan
penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis. Dalam kasus ini,
perusahaan yang dimiliki secara pribadi diijinkan untuk menggunakan properti
publik dalam melakukan jasa-jasanya. Contohnya adalah penggunaan jalan air umum
untuk jasa kapal feri, penggunaan tanah publik untuk kabel telepon atau
listrik, penggunaan saluran telepon untuk TV kabel, penggunaan jalan raya untuk
lintasan bis, atau penggunaan gelombang udara untuk penyiaran radio dan TV. Hak
pengoprasian seperti itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga
pemerintah, yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau
ijin.
Waralaba dan lisensi dapat berlangsung
selama periode waktu tertentu, selama periode yang tidak terbatas, atau
perpetual. Perusahaan yang mendapatkan hak waralaba atau lisensi mencatat suatu
akun aktiva tak berwujud yang berjudul waralaba dan lisensi dalam pembukuannya,
hanya jika terdapat biaya (seperti pembayaran lump sum di muka atau
biaya hukum dan pengeluaran lainnya). Biaya waralaba dengan umur yang terbatas
harus diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba. Perusahaan
seharusnya tidak mengamortisasikan biaya waralaba atau lisensi dengan umur yang
tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi seharusnya mencatat pada biaya.
Pembayaran tahunan yang dilakukan menurut
perjanjian waralaba harus dicatat sebagai beban operasi dalam periode ketika
hal itu terjadi. Jumlah itu bukan merupakan aktiva karena tidak berhubungan
dengan hak masa mendatang untuk menggunakan properti publik.
e)
Aktiva Tak
Berwujud yang Terkait dengan Teknologi
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan
teknologi berkaitan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Contoh dari
teknologi yang dipatenkan dan rahasia dagang diberikan oleh U.S. Patent and
Trademark Office. Paten (patent) memberikan kepada pemegangnya hak
eksklusif untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu produk atau proses
selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran dari pihak lain.
Dengan hak eksklusif ini, keuntungan dapat diraih. Sebagai contoh : perusahaan
seperti Merck, Polaroid, dan Xerox didirikan atas dasar paten.
Jika sebuah perusahaan seperti Qualcomm
membeli paten dari perusahaan lain (atau pemilik lainnya), maka harga belinya
merupakan biaya paten tersebut. Biaya lainnya yang dikeluarkan sehubungan
dengan pengamanan paten itu, seperti biaya jasa pengacara dan biaya lainnya
yang tidak dapat dipulihkan akibat tuntutan hukum yang berhasil untuk
melindungi paten, dapat dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten.
Qualcomm seharusnya mengamortisasi biaya
paten selama umur hukum atau masa manfaatnya (periode dimana manfaat diterima),
mana yang lebih pendek. Jika suatu paten dimiliki sejak tanggal disahkan, dan
diharapkan berguna selama seluruh umur hukumnya, maka perusahaan harus
mengamortisasi selama 20 tahun. Jika tampak bahwa paten itu akan berguna selama
periode waktu yang lebih pendek, misalkan 5 tahun, maka biaya paten harus
diamortisasi ke beban selama 5 tahun.
Perusahaan membebankan biaya hukum dan
biaya lainnya yang dikeluarkan dalam upaya yang berhasil untuk mempertahankan
tuntutan paten didebet ke paten, yaitu akun aktiva, karen tuntutan semacam itu
memberikan hak hukum bagi pemegang paten. Biaya semacam ini harus diamortisasi
bersama dengan biaya akuisisi selama masa manfaat paten yang tersisa.
Beban amortisasi seharusnya mencerminkan
pola, jika ditentukan dengan tepat dimana perusahaan menggunakan paten.
Perusahaan dapat mengkredit amortisasi paten secara langsung ke akun paten atau
ke akun akumulasi amortisasi paten.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa
Harcott Co. Mengeluarkan biaya hukum sebesar $180.000 pada tanggal 1 Januari
2007, untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20 tahun, dan
diamortisasi atas dasar garis lurus. Harcott mencatat biaya hukum dan
amortisasi pada akhir tahun 2007 adalah sebagai berikut :
1
Januari 2007
Paten 180.000
Kas 180.000
(untuk mencatat biaya hukum yang berhubungan
dengan paten)
31
Desember 2007
Beban
amortisasi paten 9.000
Akumulasi amortisasi paten 9.000
(untuk
mencatat amortisasi paten)
f)
Goodwill
Goodwill
adalah nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sebagai akibat adanya nama
baik, letak yang strategis, manajer yang profesional dan sebagainya. Goodwill
adalah aktiva yang unik, goodwill sering kali disebut sebagai aktiva yang
paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud, karena goodwill hanya dapat
diidentifikasikan pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya cara agar
goodwill itu dapat diakui dan dicatat adalah dengan menjual bisnis atau
berpindah keperusahaan lain.
Wal-Mart
memperluas bisnisnya ke Meksiko. Anggaplah Wal-Mart mengakuisisikan Monterrey
Company. Jumlah nilai pasar aktiva monterrey adalah $9 juta dan total
kewajibannya adalah $1 juta, sehingga total aktiva monterrey adalah $8 juta.
Anggaplah Wal-Mart membayar $10 juta untuk membeli monterrey company. Dalam
kasus ini, wal-mart telah membayar $2 juta untuk goodwill, yang dihitung
sebagai berikut :
Harga perolehan goodwill :
Harga beli Monterrey Company $10.000.000
Nilai wajar aktiva Monterrey Company $9.000.000
Nilai utang Monterrey Company ($1.000.000)
Nilai aktiva bersih Monterrey
Company $8.000.000
Harga beli goodwill $2.000.000
Ayat jurnal yang dibuat Wal-Mart
untuk mencatat pembelian Monterrey, termasuk goodwill adalah :
Macam-macam Aktiva $9.000.000
Goowill $2.000.000
Utang $1.000.000
Kas $10.000.000
Goodwill memiliki beberapa fitur
khusus :
1)
Goodwill hanya
dicatat oleh perusahaan yang membeli perusahaan lain. Reputasi yang sangat baik
dapat menciptakan goodwill, namun perusahaan tersebut tidak pernah mencatat
goodwill untuk bisnisnya sendiri. jadi goodwill hanya dicatat oleh perusahaan
yang memperolehnya ketika membeli perusahaan lain.
2)
Goodwill tidak
diamortisasi. Perusahaan hanya mengukur nilai saat ini goodwill yang diperoleh
setiap tahunnya. Jika nilai goodwill naik, tidak ada yang dicatat. Namun, jika
nilai goodwill menurun, perusahaan akan mencatat kerugian dan menulis penurunan
goodwill. Sebagai contoh anggaplah goodwill Wal-Mart yang dibeli di atas hanya
bernilai $1.500.000 pada akhir tahun pertama. Dalam kasus ini, wal mart akan
membuat ayat jurnal berikut :
Kerugian goodwill $500.000
Goodwill
($2.000.000-$1.500.000) $500.000
(pencatatan
kerugian goodwill)
3.
Amortisasi
Aktiva Tak Berwujud
Menurut
Horngren (2007:502), amortisasi adalah pengurangan sistematis atas nilai
tercatat aktiva pada pembukuan. Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan
ke beban usaha (biaya) yang pada aktiva tetap berwujud dikenal dengan
penyusutan dimana perhitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja
dengan cara perhitungan maupun pencatatan atas penyusunan aktiva tetap
berwujud.
Amortisasi
dihitung selama estimasi umur manfaat aktiva. Biasanya dengan metode garis
lurus. Keusangan sering kali memperpendek umur manfaat aktiva tidak berwujud.
Beban amortisasi untuk aktiva tak berwujud dapat dikreditkan secara langsung ke
aktiva tanpa akun akumulasi amortisasi.
Aktiva tak
berwujud mempunyai umur manfaat yang terbatas atau umur manfaat yang tidak
terbatas.
a)
Aktiva Tak
Berwujud yang Mempunyai Umur Manfaat Terbatas
Sebuah
perusahaan mengamortisasi aktiva tak berwujud yang mempunyai umur manfaat
terbatas dengan pembebanan sistematis selama umur manfaatnya. Umur manfaat ini
harus mencerminkan periode-periode dimana aktiva ini berkontribusi pada arus
kas.
Jumlah beban
amortisasi untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas harus
mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian aktiva tersebut oleh perusahaan
jika perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya.
b)
Aktiva Tak
Berwujud dengan Umur Manfaat yang Tak Terbatas
Jika tidak ada faktor hukum, perundangan, dan kontrak yang
membatasi umur manfaat dari sebuah aktiva tak berwujud, maka umur manfaatnya
tidak terbatas. Tidak terbatas berarti bahwa tidak ada batas yang dapat
diperkirakan dalam periode waktu di mana aktiva tersebut dapat memberikan arus
kas. Aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi.
Perhitungan Amortisasi
·
Amortisasi
Paten
Ø Tanggal 1 Januari perusahaan membayar Rp. 170.000.000 untuk membeli
paten. Dan perusahaan tersebut memperkirakan umur paten 5 tahun. Maka biaya
amortisasi paten per perperiode adalah ?
Jawab
:
Mencatat
jurnal harga perolehan
Paten 170.000.000
Kas 170.000.000
Mencatat
beban amortisasi paten :
5
tahun x 12 bulan = 60 bulan
12/60
x 170.000.000 = 34.000.000
Jurnal
untuk beban amortisasi paten :
Amortisasi
paten 34.000.000
Paten 34.000.000
·
Amortisasi Hak
Cipta
Pada
tanggal 1 Juli 2014, Arnold memperoleh hak cipta. Biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk penyusunan karangan, pendaftaran, dan hak memperoleh hak cipta sebesar
Rp. 5.400.000. menurut taksiran hasil penjualan karangan, taksiran umur hak
cipta 9 tahun.
Berapakah
biaya amortisasi hak cipta ?
Jawab
:
Mencatat
jurnal harga perolehan
Hak
cipta 5.400.000
Kas 5.400.000
Mencatat
besarnya amortisasi per tahun :
5.400.000/9
x 1 = Rp. 600.000
Mencatat
besarnya amortisasi tahun 2014 :
Juli
– desember = 6 bulan
6/12
x 600.000 = Rp. 300.000
Jurnal
untuk 31 desember 2014 :
Amortisasi
hak cipta 300.000
Hak cipta 300.000
C.
Contoh
Soal dan Penyelesaian
1.
PT Tambang Batu
Bara menginvestasikan Rp.50.000.000.000 dalam sebuah tambang batu bara yang
ditaksir akan menghasilkan 10 juta ton batubara, tanpa nilai residu. Tahun
pertama, PT Tambang Batu Bara telah menambang 800.000 ton batu bara.
Diminta
:
a)
Catatlah jurnal
untuk perolehan tambang batu bara!
b)
Hitunglah beban
deplesi untuk tahun pertama!
Jawab
:
a)
Jurnal untuk
perolehan tambang batu bara pada tahun pertama :
Tambang
Batu Bara 50.000.000.000
Kas 50.000.000.000
b)
Tarif deplesi
per unit = 50.000.000.000
10.000.000
= Rp. 5.000
Beban
deplesi untuk tahun pertama Rp. 5.000 x 800.000 = Rp. 4.000.000.000
Ayat
jurnal untuk mencatat beban deplesi :
Beban
deplesi 4.000.000.000
Akumulasi deplesi 4.000.000.000
2. PT. Asia mengeluarkan tunai untuk hak paten atas suatu penemuan
baru pembuatan produk sebesar Rp. 6.000.000. taksiran umur paten 15 tahun.
Paten diperoleh pada tanggal 1 April 2012. Maka beban amortisasi paten tersebut
adalah ?
Jawab
:
Jurnal
untuk mencatat perolehan paten :
Paten 6.000.000
Kas 6.000.000
Besarnya
beban amortisasi paten tahun 2012 :
Umur
paten 15 tahun
15 x
12 bulan = 180 bulan
Selama
2012, April – Desember = 9 bulan
9/180
bulan x 6.000.000 = 300.000
Amortisasi
paten 31 Desember 2012 :
Beban
Amortisasi 300.000
Paten 300.000
DAFTAR PUSTAKA
Dyckman, Thomas R., Roland E Dukes dan Charles J Davis. Akuntansi
Intermediate. Jakarta : Erlangga. 2001.
Horngren, Harrison. Akuntansi Jilid I. Jakarta : Erlangga.
2007.
Smith, Jay M dan K Fred Skousen. Akuntansi Intermediate Volume
Komprehensif. Jakarta : Erlangga. 1992.
Rudianto. Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan
Laporan Keuangan. Jakarta : Erlangga. 2012.
Weygant, Jerry J., Donald E Kieso dan Walter G Kell. Akuntansi
Intermediate Jilid II. Jakarta : Erlangga. 2008.
Post a Comment