Peranan public relations dalam
sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi-fungsi manajemen
organisasi. Fungsi dasar manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan
atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi lembaga dan biasanya
berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi/lembaga tersebut.
Public relations adalah fungsi
manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan/permasalahan, membantu manejemen untuk mampu menganggapi opini
publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis
sebagai sarana utama.
Kebutuhan untuk meningkatkan
hubungan kerja sama antara lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat,
sebenarnya bukanlah hal yang baru. Masyarakat menggantungkan diri pada berbagai
lembaga itu untuk memperoleh kepuasan material, sosial, dan kerohanian. Hal
yang baru adalah kesadaran pemimpin lembaga itu akan arti keberadaannya dalam
masyarakat dan berusaha untuk berbuat sesuatu yang baik bagi lingkungannya, ke
dalam maupun ke luar.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa
definisi manajemen dan hubungan masyarakat (humas) / public relations ?
2.
Bagaimana
sejarah perkembangan hubungan masyarakat (humas) / public relations ?
3.
Apa
fungsi dari manajemen hubungan masyarakat (humas) / public relations ?
Ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dari beberapa masalah yang telah
dirumuskan:
1.
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Humas dan Pelayanan Publik;
2.
Untuk mengetahui dan memahami definisi
manajemen dan hubungan masyarakat (humas) / public relations;
3.
Untuk mengetahui dan memahami sejarah
perkembangan hubungan masyarakat (humas) / public relations;
4.
Untuk mengetahui dan memahami fungsi
dari manajemen hubungan masyarakat (humas) / public relations.
1.
Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage (bahasa
latinnya: manus), yang berarti:
memimpin, mengatur, atau membimbing. Istilah manajemen memiliki berbagai
pengertian. Secara universal, manajemen adalah penggunaan sumber daya
organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe
organisasi profit ataupun non profit.
Menurut Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.
Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu, George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses
yang khas dan terdiri atas tindakan-tindakan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengaktifan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Dari definisi Terry itulah muncul fungsi manajemen yang biasa kita kenal
dengan sebutan P.O.A.C yaitu:
·
Planning (Perencanaan) yaitu sebagai dasar pemikiran dari
tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan.
Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan
matang-matang apa saja yang menjadi kendala dan merumuskan bentuk pelaksanaan
kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
·
Organization (Pengorganisasian) yaitu sebagai cara untuk
mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan kehaliannya
dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
·
Actuating (Penggerakan) yaitu untuk menggerakkan organisasi
agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan
seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.
·
Controlling (Pengawasan) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan
dari organisai ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan
efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
2. Definisi
Hubungan Masyarakat (Humas) / Public
Relations
Pada dasarnya,
humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial
(perusahaan) maupun organisasi non komersial. Humas merupakan terjemahan bebas
dari istilah public relations atau PR,
yaitu suatu kegiatan yang terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang
berkepentingan dengannya.
Menurut Institute of Public Relations Associatio (IPRA), Humas adalah fungsi
manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau public untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan
dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini
publik diantara mereka.
Pada
prinsipnya, public relation adalah
kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasif untuk mendesain publik-publik
yang nyata. PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk mengahdapi
tujuan-tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam pendekatan manajemen pada
target-target publik tertentu.
Dari definisi
yang sangat umum, kita fokuskan pada definisi yang lebih spesifik dan lebih
konkret. Marston memberikan definisi yang relatif baik, “PR adalah seni untuk
membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen dan
para penyalurnya”.
Kegiatan PR
yang dilakukan oleh setiap organisasi ataupun institusi pada intinya adalah
kegiatan komunikasi, serta membantu agar manajemen tetap terinformasi (ke luar
dan ke dalam) serta responsive
terhadap apa yang terjadi pada lingkungannya.
3.
Definisi Manajemen Hubungan Masyarakat
(Humas)/Public Relations
Manajemen PR
berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan
komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Praktik publik relations adalah seni
dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
kecenderungan, meperediksi berbagai konsekuensinya, dan melaksanakan program
yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani.
Dalam hal ini,
manajemen PR merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang diimplikasikan
(diterapkan) di dunia public relations.
Istilah Public
Relations atau PR, atau disebut juga provincial,
secara umum sebagai hubungan masyarakat yang disingkat menjadi humas. Istilah
PR baru dikenal pada abad ke-20, tetapi gejalanya sudah tampak sejak abad-abad
sebelumnya, bahkan sejak zaman primitive. Para ahli public relation mengatakan
bahwa gejala public relation sudah ada sejak manusia-manusia pertama ada, yaitu
sejak adanya Adam dan Hawa.
Gejala tersebut adalah
hubungan antar manusia, pemberitahuan seseorang kepada orang lain, upaya
seseorang mempengaruhi orang lain, dan sebagainya. Unsur dasarnya adalah
memberikan informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak dalam kehidupan
masyarakat. Hubungan yang diharapkan adalah hubungan yang harmonis. Harmonis
dalam arti saling pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak, satu
sama lain saling memperoleh keuntungan dan merasa senang.
Pada zaman purba, orang
berinteraksi dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda,
seperti asap api diatas gunung atau tabuh-tabuhan untuk memberitahukan sesuatu
kepada oranglain atas dasar memelihara hubungan baik dengan sesamanya.
Pada abad pertengahan,
suatu langkah maju dalam kegiatan public relations terlihat pada, yaitu
timbulnya perselisihan dagang yang disebut gilda di Eropa. Gilda saat itu
merupakan organisasi yang aggotanya terdiri atas orang-orang yang
bermatapencaharian sama. Dalam organisasi ini mereka memilih pengurus dan menentukan
peraturan yang dapat menjamin ketentraman bersama dalam bidang perniagaannya.
Perkumpulan dagang tersebut bertujuan membatasi persaingan dari dalam dan
menolak persaingan dari luar, berusaha meningkatkan hasil produksinya kepada
public dengan mengadakan penerangan atau pemberitahuan tentang kualitas,
faedah, dan manfaat barang produksinya bagi pemakai. Dengan hal tersebut,
perkumpulan dagang itu berhasil merebut pasaran bagi hasil produksinya.
Dari kegiatan tersebut,
tampak adanya praktik public relations yang terorganisasi. Oleh karena itu,
sebagian besar ahli sejarah menyatakan bahwa public relations yang
terorganisasi timbul pada zaman gilda. Bahkan, tidak hanya memulai public
relations yang terorganisasi, kegiatan para gilda itu pun memulai adanya
propaganda perdagangan yang dilakukan oleh para anggotanya.
Dari gejala public
relations tersebut kemudian menjadi suatu konsep dan selanjutnya menjadi sebuah
profesi. Hal ini terjadi berkat kegiatan yang dilakukan oleh para pelopor public
relations, antara lain: Ivy L. Lee, Paul Garret, T.J. Ross, Eric Johnston,
Arthur W. Page, Carl Byoir dan Verne Burnett. Diantara tokoh-tokoh tersebut Ivy
Ledbetter Lee dianggap sebagai “The Father of Public Relations”, yang pada
tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industry batu bara di Amerika
Serikat dengan sukses.
1.
Public Relations di Indonesia
Public
relations secara konseptual dalam pengertian “state of being” di Indonesia baru
dikenal pada tahun 1950-an, dan pengembangan secara akademik sejak awal decade
1960. Dalam pengertian state of being, public relations di Indonesia
menggunakan hubungan masyarakat atau “humas” sebagai terjemahan dari public
relations. Dengan demikian, maka di berbagai instansi dapat dijumpai Direktorat
Hubungan Masyarakat atau Biro Hubungan Masyarakat atau Bagian Hubungan
Masyarakat, tergantung dari besar kecilnya organisasi dan luas sempitnya ruang
lingkup yang dijangkau.
Pada
public relations melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada.
Apabila tidak ada kedua aspek tersebut. Maka nama lembaga atau nama kegiatan
itu bukanlah public relations. Kedua aspek tersebut adalah:
a)
Sasaran public relations adalah public intern
(internal public) dan public ekstern (external public).
Public intern
adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai
mulai dari staf sampai karyawan bawahan )dalam perusahaan termasuk pemegang
saham). Sedang public ekstern adalah orang-orang yang berada di luar organisasi
yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya.
b)
Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah
timbal balik (reciprocal two way traffic communication).
Yang berarti
bahwa dalam penyampaian informasi, baik ke public intern maupun public ekstern
harus terjadi umpan balik. Dengan demikian Public Relations Officer yang
melakukan kegiatan tersebut mengetahui opini public (public opinion) sebagai
efek dari komunikasi yang ia lakukan. Sudah tentu opini public yang
menyenangkan (favourable) yang diharapkan. Apabila yang terjadi sebaliknya,
maka ia harus berusaha agar yang negative menjadi positif.
2.
Kedekatan dengan Teori Zaman Public Relation/Humas
Sebagai
ilmu pengetahuan, public relations
masih relative baru bagi masyarakat Indonesia. Public relations merupakan gabungan berbagai ilmu dan termasuk
dalam jajaran ilmu-ilmu social, seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah,
psikologi, sosiaologi, komunikasi, dan lain-lain.
Dalam
kurun waktu 100 tahun terakhir ini, public
rwlations mengalami perkembangan yang sangat cepat. Akan tetapi,
perkembangan public relations
disetiap Negara tidaklah sama dalam bentuk ataupun kualitasnya. Proses
perkembangan public relations lebih
banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.
Berikut
adalah perkembangan sejarah public
relations kontemporer berdasarkan teori Gunig dan Hunts.
a)
Zaman Publisitas (Tahun 1800-an)
Zaman
ini fokus pada penyebaran info dan mendapat perhatian. Komunikasi bersifat satu
arah. Penelitian: kegunaan saat ini: dunia hiburan, olahraga, marketing.
Pada
tahun 1820, Amos Kendall, seorang penulis dan editor dari Kentucky yang
kemudian menjasi asisten Presiden Andrew Jackson, memiliki pengaruh paling
besar pada zaman publisitas. Pada tahun 1829 ia menjadi sekretaris pers Gedung
Putih pertama. Ia menulis pidato, Koran, dan siaran berita kenegaraan, mengadakan
angket tentang opini masyarakat, dan mengembangkan surat kabar milik
pemerintah.
Pada
tahun 1896 kampanye kepresidenan Bryan-Mckinley untuk pertama kalinya
mengerahkan semua usaha untuk mendapat opini public, yakni dengan menggunakan
poster, pamphlet, rilis berita, pidato, dan pertemuan langsung dengan public di
setiap pemberitahuan kereta di seluruh pelosok Negara.
b)
Zaman Informasi (Awal Tahun 1900-an)
Zaman
ini focus pada kejujuran dan akurasi dari penyebaran info. Komunikasi bersifat
satu arah. Penelitian: kegunaan saat ini: pemerintahan, lembaga nonprofit, dan
lembaga bisnis.
Pada
zaman informasi, ditemukan banyak kantor dan departemen humas yang didirikan
untuk menyediakan informasi yang akurat, jujur, dan disukai secara berkala pada
public mengenai sebuah lembaga. Tokoh yang sangat penting pada zaman ini adalah
Ivy Ledbetter Lee. Konstribusinya bagi humas, antara lain Declaration of Principles yang disebutkannya sebagai komunikasi
yang jujur pada public.
c)
Zaman Advokasi (Pertengahan Tahun 1900)
Zaman
ini focus pada mengubah sikap dan memengaruhi perilaku. Komunikasi bersifat dua
arah. Penelitian: sikap dan opini. Kegunaan pada saat ini: lembaga bisnis yang
bersaing, penyebab, dan pergerakan.
Teori
advokasi bisa digunakan pada banyak situasi. Biasanya kantor PR memberikan
layanan advokasi, terutama untuk klien yang produk atau jasanya memiliki
pesaing. Teori ini lazim digunakan dalam politik public relations.
Sepanjang
pertengahan dan akhir abad ke-20, banyak penelitian dan praktik PR dibuat
dengan teori advokasi, yaitu organisasi mecoba untuk memengaruhi siakp dan
perilaku public. Pada masa ini banyak penelitian yang berhubungan dengan
propaganda, pencucian otak, dan manipulasi social. Setelah perang selesai,
banyak praktisi dan peneliti melanjutkan penjelajahan mereka ka komunikasi
persuasi.
d)
Zaman Hubungan (Akhir Tahun 1900-Sekarang)
Zaman
ini focus pada pemahaman bersama dan penyelesaian konflik. Komunikasi bersifat
dua arah. Penelitian: persepsi, nilai. Kegunaan pada saat ini: perusahaan,
pemerintah, lembaga nonprofit.
Pada
akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, lahir pendekatan baru terhadap public relations, melengkapi tiga teori
sebelumnya mengenai publisitas, informasi public, dan advokasi. Teori ini
berdasarkan prinsip komunikasi sebagai kegiatan mendengarkan dan menyelesaikan
masalah untuk keuntungan dua belah pihak, baik lembaga maupun public. Teori
hubungan ini dipandang sebgai penyelesaian, dalam dunia religious, gerakan
kristiani dan komunikasi antaragama menjadi contoh teori hubungan ini. Dalam
dunia bisnis, rekaan public dan perekrutan consumer menjadi contoh teori ini.
Berkaitan
dengan fungsi manajemen humas, L.F. Urwick menjelaskan bahwa aktivitas public
relations merupakan salah satu fungsi manajemen organisasi melalui tiga
bentuk, yaitu:
1.
Manajemen mekanik, yaitu dengan melaksanakan forecasting
atau pengamatan (peramalan) pada masa mendatang, planning (perencanaan), dan
organizing (pengorganisasian).
2.
Manajemen dinamik, yaitu dengan melaksanakan coordinator
(koordinator), dan controlling (pengawasan).
3.
Manajemen relasi, merupakan salah satu tugas manajemen public
realtions yang utama dalam manajemen organisasi, yaitu:
a)
Mendengarkan pendapat aspirasi publik, serta mampu untuk
mengidentifikasi keinginan-keinginan publik;
b)
Menyampaikan sumbangan saran
dan ide atau gagasan kreatif yang posotof kepada pimpinan organisasi demi
kemanfaatan bersama bagi perusahaan dan publik;
c)
Menciptakan suasana iklim yang kondusif dan hubungan yang harmonis serta positif
untuk kalangan internal perusahaan, mulai dari tingkat pimpinan ke bawahannya
atau sebaliknya, dengan membangun hubungan yang baik bagi kedua belah pihak
dalam suatu organisasi.
Menurut Maria, “Public relation
merupakan satu bagian dari satu napas
yang sama dalam organisasi yang harus memberikan identitas organisasinya dengan
tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh
kepercayaan dan mempunyai pengertian
yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut. Hal ini memberikan gambaran
tentang fungsi manajemen public realation, yaitu:
1.
Memperoleh iktikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan
citra yang baik dari publik atau
masyarakat pada umumnya;
2.
Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima
dan menguntungkan semua pihak;
3.
Unsur penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik,
sesuai dengan harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi. Sangat
penting bagaimana organisasi memiliki budaya, citra, suasana, yang kondusif dan
menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal;
4.
Menciptakan hubungna yang harmonis antara organisasi dengan publik,
sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai
input bagi organisasi yang bersangkutan.
Dengan memahami uraian di atas,
peran dan fungsi manajemen public ralation/humas merupakan pilar kekuatan dalam
mendukung keberadaan manajemen organisasi.
Di samping itu, menurut Black,
terdapat beberapa konsep peran, tugas, dan fungsi manajemen public relation/humas
yang mampu menunjang suatu organisasi, yaitu :
1.
Manipulatif, yaitu upaya mempengaruhi individu atau kelompok atau
publik yang menjadi sasarannya dengan mengubah atau mempengaruhi pendapat dan
opini publik melalui teknik teknik kegiatan komunikasi public relation/humas
demi kepentingan tujuan yang positif bagi organisasi;
2.
Kuratif, yaitu upaya pemulihan atau perbaikan terhadap suatu
kegagalan atau kesalahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif
organisasi, dan tindakan public relation/humas selanjutnya adalah upaya
memulihkan kembali nama baik organisasi dan citra baik (good image) di
mata publik;
3.
Preventif, yaitu tindakan pencegahan untuk meniadakan risiko
kerugian yang lebih besar pada masa yang akan datang.
4.
Promosional, yaitu mendorong atau memotivasi untuk memajukan usaha
komersial yang bertujuan profit (mencari keuntungan) dengan melakukan kampanye
promosi , komunikasi pemasaran dan promosi periklanan dengan menawarkan produk
barang dan jsa pelayanan terbaiknya kepada konsumennya;
5.
Pendidikan, yaitu memberikan informasi atau menyebarluaskan
informasi, program pendidikan dan ilmu pengetahuan secara luas kepada publik;
6.
Misi, yaitu menetapkan pandangan utama dalam perusahaan.
Oleh karena itu, keberhasilan
manajemen public relation/humas dalam melaksanakan ke enam fungsi dan
pendekatan di atas, tidak terlepas dari kemampuan melakukan proses komunikasi
terus-menerus dan berkesinambungan dari kegiatan manajer PR/humas, yaitu
berawal dari aktivitas riset, perencanaan, penetapan program kerja, moel
komunikasi yang diterapkan hingga mengevaluasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fungsi manajemen public relation/humas lebih berorientasi pada pihak
organisasi untuk membangun citra positif perusahaan, hasil lebih baik dari
sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen, memelihara,
mengembangkan, mempertahankan komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam
menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah.
Hubungan masyarakat / public relation merupakan unsur yang penting bagi
sebuah organisasi karena baik buruk suatu organisasi di mata karyawan,
organisasi lain, pubik / masyarakat luas terletak pada hubungan yang terjadi
antara organisasi tersebut dengan karyawannya, organisasi lain, maupun publik /
masyarakat pada umunya. Hubungan masyarakat berperan dalam membangun hubungan
komunikasi antara organisasi dan masyarakat luas.
Manajemen hubungan masyarakat merupakan seni mengatur komunikasi yang
baik untuk memberi tahu, memengaruhi, dan mengubah pengetahuan, sikap,
perilaku, dan pembentukan opini publik. Oleh karena itu, seorang manajer harus
memahami dengan baik mengenai hubungan masyarakat, sehingga dapat memanajemen
dengan baik dan efektif hubungan antara organisasi dengan masyarakat. Sehingga
dapat membuat dan menentukan kesan positif organisasi di mata masyarakat.
Effendy,
Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. (Bandung: Mandar Maju).
1993.
Handoko, T. Hani. Manajemen. Edisi 2. (Yogyakarta: BPFE). 2000.
S.P. Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. (Jakarta: Bumi
Aksara). 1985.
George, R. Terry. Azas-Azas Management. (Bandung: Alumni). 1986.
Gettingupman.wordpress.com
/ dilihat pada Rabu, 23 Maret 2016 pukul 21:16.
Linggar, M. Anggoro. Teori & Profesi Kehumasan. (Jakarta:
Bumi Aksara). 2000.
Humas-publicrelations.blogspot.co.id/2013/01/humas-hubungan-masyarakat.html?m=1/
dilihat pada: Rabu 23 Maret 2016 pukul 22:12.
John, E.
Marston. Public Relation is Planed,
Persuasive Communication Designed to Influence Significant Public. 1978.
Grunig J.E. and Hunt T. Managing Public Relations. For Worth: Rine Hart & Wiston, 1984.
Mukarom, Zainal &
Laksana, Muhibudin Wijaya. Manajemen
Public Relation panduan efektif pengelolaan hubungan masyarakat, (Bandung:
Pustaka Setia). 2015.
Effendy, Onong
Uchjana. Human Relations dan Public
Relations. (Bandung: Mandar Maju). 1993.
Gulick, Luther dan Lyndall Urwick (eds).
Papers on the Science of Administration. (New York: Institute of
Public Administration).
Rumanti, Sr. Maria Assumpta. Dasar-Dasar Publik Relations Teori dan
Praktik. (Jakarta: Grasindo). 2002.
Gettingupman.wordpress.com / dilihat pada Rabu, 23
Maret 2016 pukul 21:16