1

DEFINISI, SEJARAH PERADABAN DAN FUNGSI MANAJEMEN HUMAS / PUBLIC RELATIONS

Posted by Unknown on 2:54 AM




BAB I

PENDAHULUAN



Peranan public relations dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi-fungsi manajemen organisasi. Fungsi dasar manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi lembaga dan biasanya berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi/lembaga tersebut.

Public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manejemen untuk mampu menganggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Kebutuhan untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat, sebenarnya bukanlah hal yang baru. Masyarakat menggantungkan diri pada berbagai lembaga itu untuk memperoleh kepuasan material, sosial, dan kerohanian. Hal yang baru adalah kesadaran pemimpin lembaga itu akan arti keberadaannya dalam masyarakat dan berusaha untuk berbuat sesuatu yang baik bagi lingkungannya, ke dalam maupun ke luar.


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.    Apa definisi manajemen dan hubungan masyarakat (humas) / public relations ?
2.    Bagaimana sejarah perkembangan hubungan masyarakat (humas) / public relations ?
3.    Apa fungsi dari manajemen hubungan masyarakat (humas) / public relations ?


Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dari beberapa masalah yang telah dirumuskan:
1.    Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Humas dan Pelayanan Publik;
2.    Untuk mengetahui dan memahami definisi manajemen dan hubungan masyarakat (humas) / public relations;
3.    Untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan hubungan masyarakat (humas) / public relations;
4.    Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari manajemen hubungan masyarakat (humas) / public relations.



















BAB II

PEMBAHASAN


1.    Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: manus), yang berarti: memimpin, mengatur, atau membimbing. Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal, manajemen adalah penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit ataupun non profit.

Menurut Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.[1]

Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.[2]

Sementara itu, George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses yang khas dan terdiri atas tindakan-tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.[3]

Dari definisi Terry itulah muncul fungsi manajemen yang biasa kita kenal dengan sebutan P.O.A.C yaitu:
·      Planning (Perencanaan) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
·      Organization (Pengorganisasian) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan kehaliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
·      Actuating (Penggerakan) yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.
·      Controlling (Pengawasan) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisai ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.[4]

2.    Definisi Hubungan Masyarakat (Humas) / Public Relations
Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi non komersial. Humas merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR­­, yaitu suatu kegiatan yang terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya.[5]

Menurut Institute of Public Relations Associatio (IPRA), Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau public untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik diantara mereka.[6]

Pada prinsipnya, public relation adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasif untuk mendesain publik-publik yang nyata. PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk mengahdapi tujuan-tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam pendekatan manajemen pada target-target publik tertentu.

Dari definisi yang sangat umum, kita fokuskan pada definisi yang lebih spesifik dan lebih konkret. Marston memberikan definisi yang relatif baik, “PR adalah seni untuk membuat perusahaan anda disukai dan dihormati oleh para karyawan, konsumen dan para penyalurnya”.[7]

Kegiatan PR yang dilakukan oleh setiap organisasi ataupun institusi pada intinya adalah kegiatan komunikasi, serta membantu agar manajemen tetap terinformasi (ke luar dan ke dalam) serta responsive terhadap apa yang terjadi pada lingkungannya.[8]

3.    Definisi Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas)/Public Relations
Manajemen PR berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Praktik publik relations adalah  seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, meperediksi berbagai konsekuensinya, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani.

Dalam hal ini, manajemen PR merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang diimplikasikan (diterapkan) di dunia public relations.[9]

Istilah Public Relations atau PR, atau disebut juga provincial, secara umum sebagai hubungan masyarakat yang disingkat menjadi humas. Istilah PR baru dikenal pada abad ke-20, tetapi gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak zaman primitive. Para ahli public relation mengatakan bahwa gejala public relation sudah ada sejak manusia-manusia pertama ada, yaitu sejak adanya Adam dan Hawa.
Gejala tersebut adalah hubungan antar manusia, pemberitahuan seseorang kepada orang lain, upaya seseorang mempengaruhi orang lain, dan sebagainya. Unsur dasarnya adalah memberikan informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak dalam kehidupan masyarakat. Hubungan yang diharapkan adalah hubungan yang harmonis. Harmonis dalam arti saling pengertian dan persesuaian antara kedua belah pihak, satu sama lain saling memperoleh keuntungan dan merasa senang.
Pada zaman purba, orang berinteraksi dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda, seperti asap api diatas gunung atau tabuh-tabuhan untuk memberitahukan sesuatu kepada oranglain atas dasar memelihara hubungan baik dengan sesamanya.
Pada abad pertengahan, suatu langkah maju dalam kegiatan public relations terlihat pada, yaitu timbulnya perselisihan dagang yang disebut gilda di Eropa. Gilda saat itu merupakan organisasi yang aggotanya terdiri atas orang-orang yang bermatapencaharian sama. Dalam organisasi ini mereka memilih pengurus dan menentukan peraturan yang dapat menjamin ketentraman bersama dalam bidang perniagaannya. Perkumpulan dagang tersebut bertujuan membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan dari luar, berusaha meningkatkan hasil produksinya kepada public dengan mengadakan penerangan atau pemberitahuan tentang kualitas, faedah, dan manfaat barang produksinya bagi pemakai. Dengan hal tersebut, perkumpulan dagang itu berhasil merebut pasaran bagi hasil produksinya.
Dari kegiatan tersebut, tampak adanya praktik public relations yang terorganisasi. Oleh karena itu, sebagian besar ahli sejarah menyatakan bahwa public relations yang terorganisasi timbul pada zaman gilda. Bahkan, tidak hanya memulai public relations yang terorganisasi, kegiatan para gilda itu pun memulai adanya propaganda perdagangan yang dilakukan oleh para anggotanya.[10]
Dari gejala public relations tersebut kemudian menjadi suatu konsep dan selanjutnya menjadi sebuah profesi. Hal ini terjadi berkat kegiatan yang dilakukan oleh para pelopor public relations, antara lain: Ivy L. Lee, Paul Garret, T.J. Ross, Eric Johnston, Arthur W. Page, Carl Byoir dan Verne Burnett. Diantara tokoh-tokoh tersebut Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai “The Father of Public Relations”, yang pada tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industry batu bara di Amerika Serikat dengan sukses.
1.    Public Relations di Indonesia
Public relations secara konseptual dalam pengertian “state of being” di Indonesia baru dikenal pada tahun 1950-an, dan pengembangan secara akademik sejak awal decade 1960. Dalam pengertian state of being, public relations di Indonesia menggunakan hubungan masyarakat atau “humas” sebagai terjemahan dari public relations. Dengan demikian, maka di berbagai instansi dapat dijumpai Direktorat Hubungan Masyarakat atau Biro Hubungan Masyarakat atau Bagian Hubungan Masyarakat, tergantung dari besar kecilnya organisasi dan luas sempitnya ruang lingkup yang dijangkau.

Pada public relations melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila tidak ada kedua aspek tersebut. Maka nama lembaga atau nama kegiatan itu bukanlah public relations. Kedua aspek tersebut adalah:
a)    Sasaran public relations adalah public intern (internal public) dan public ekstern (external public).
Public intern adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan )dalam perusahaan termasuk pemegang saham). Sedang public ekstern adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya.
b)   Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two way traffic communication).
Yang berarti bahwa dalam penyampaian informasi, baik ke public intern maupun public ekstern harus terjadi umpan balik. Dengan demikian Public Relations Officer yang melakukan kegiatan tersebut mengetahui opini public (public opinion) sebagai efek dari komunikasi yang ia lakukan. Sudah tentu opini public yang menyenangkan (favourable) yang diharapkan. Apabila yang terjadi sebaliknya, maka ia harus berusaha agar yang negative menjadi positif.[11]

2.    Kedekatan dengan Teori Zaman Public Relation/Humas
Sebagai ilmu pengetahuan, public relations masih relative baru bagi masyarakat Indonesia. Public relations merupakan gabungan berbagai ilmu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu social, seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiaologi, komunikasi, dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini, public rwlations mengalami perkembangan yang sangat cepat. Akan tetapi, perkembangan public relations disetiap Negara tidaklah sama dalam bentuk ataupun kualitasnya. Proses perkembangan public relations lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

Berikut adalah perkembangan sejarah public relations kontemporer berdasarkan teori Gunig dan Hunts.
a)    Zaman Publisitas (Tahun 1800-an)
Zaman ini fokus pada penyebaran info dan mendapat perhatian. Komunikasi bersifat satu arah. Penelitian: kegunaan saat ini: dunia hiburan, olahraga, marketing.

Pada tahun 1820, Amos Kendall, seorang penulis dan editor dari Kentucky yang kemudian menjasi asisten Presiden Andrew Jackson, memiliki pengaruh paling besar pada zaman publisitas. Pada tahun 1829 ia menjadi sekretaris pers Gedung Putih pertama. Ia menulis pidato, Koran, dan siaran berita kenegaraan, mengadakan angket tentang opini masyarakat, dan mengembangkan surat kabar milik pemerintah.

Pada tahun 1896 kampanye kepresidenan Bryan-Mckinley untuk pertama kalinya mengerahkan semua usaha untuk mendapat opini public, yakni dengan menggunakan poster, pamphlet, rilis berita, pidato, dan pertemuan langsung dengan public di setiap pemberitahuan kereta di seluruh pelosok Negara.

b)   Zaman Informasi (Awal Tahun 1900-an)
Zaman ini focus pada kejujuran dan akurasi dari penyebaran info. Komunikasi bersifat satu arah. Penelitian: kegunaan saat ini: pemerintahan, lembaga nonprofit, dan lembaga bisnis.

Pada zaman informasi, ditemukan banyak kantor dan departemen humas yang didirikan untuk menyediakan informasi yang akurat, jujur, dan disukai secara berkala pada public mengenai sebuah lembaga. Tokoh yang sangat penting pada zaman ini adalah Ivy Ledbetter Lee. Konstribusinya bagi humas, antara lain Declaration of Principles yang disebutkannya sebagai komunikasi yang jujur pada public.

c)    Zaman Advokasi (Pertengahan Tahun 1900)
Zaman ini focus pada mengubah sikap dan memengaruhi perilaku. Komunikasi bersifat dua arah. Penelitian: sikap dan opini. Kegunaan pada saat ini: lembaga bisnis yang bersaing, penyebab, dan pergerakan.

Teori advokasi bisa digunakan pada banyak situasi. Biasanya kantor PR memberikan layanan advokasi, terutama untuk klien yang produk atau jasanya memiliki pesaing. Teori ini lazim digunakan dalam politik public relations.

Sepanjang pertengahan dan akhir abad ke-20, banyak penelitian dan praktik PR dibuat dengan teori advokasi, yaitu organisasi mecoba untuk memengaruhi siakp dan perilaku public. Pada masa ini banyak penelitian yang berhubungan dengan propaganda, pencucian otak, dan manipulasi social. Setelah perang selesai, banyak praktisi dan peneliti melanjutkan penjelajahan mereka ka komunikasi persuasi.

d)   Zaman Hubungan (Akhir Tahun 1900-Sekarang)
Zaman ini focus pada pemahaman bersama dan penyelesaian konflik. Komunikasi bersifat dua arah. Penelitian: persepsi, nilai. Kegunaan pada saat ini: perusahaan, pemerintah, lembaga nonprofit.

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, lahir pendekatan baru terhadap public relations, melengkapi tiga teori sebelumnya mengenai publisitas, informasi public, dan advokasi. Teori ini berdasarkan prinsip komunikasi sebagai kegiatan mendengarkan dan menyelesaikan masalah untuk keuntungan dua belah pihak, baik lembaga maupun public. Teori hubungan ini dipandang sebgai penyelesaian, dalam dunia religious, gerakan kristiani dan komunikasi antaragama menjadi contoh teori hubungan ini. Dalam dunia bisnis, rekaan public dan perekrutan consumer menjadi contoh teori ini.[12]


Berkaitan dengan fungsi manajemen humas, L.F. Urwick menjelaskan bahwa aktivitas public relations merupakan salah satu fungsi manajemen organisasi melalui tiga bentuk, yaitu:
1.    Manajemen mekanik, yaitu dengan melaksanakan forecasting atau pengamatan (peramalan) pada masa mendatang, planning (perencanaan), dan organizing (pengorganisasian).
2.    Manajemen dinamik, yaitu dengan melaksanakan coordinator (koordinator), dan controlling (pengawasan).
3.    Manajemen relasi, merupakan salah satu tugas manajemen public realtions yang utama dalam manajemen organisasi, yaitu:
a)    Mendengarkan pendapat aspirasi publik, serta mampu untuk mengidentifikasi keinginan-keinginan publik;
b)   Menyampaikan sumbangan  saran dan ide atau gagasan kreatif yang posotof kepada pimpinan organisasi demi kemanfaatan bersama bagi perusahaan dan publik;
c)    Menciptakan suasana iklim yang kondusif  dan hubungan yang harmonis serta positif untuk kalangan internal perusahaan, mulai dari tingkat pimpinan ke bawahannya atau sebaliknya, dengan membangun hubungan yang baik bagi kedua belah pihak dalam suatu organisasi. [13]
Menurut Maria, “Public relation merupakan satu bagian  dari satu napas yang sama dalam organisasi yang harus memberikan identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan  dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut. Hal ini memberikan gambaran tentang fungsi manajemen public realation, yaitu:
1.    Memperoleh iktikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik  atau masyarakat pada umumnya;
2.    Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak;
3.    Unsur penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik, sesuai dengan harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal;
4.    Menciptakan hubungna yang harmonis antara organisasi dengan publik, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi yang bersangkutan. [14]
Dengan memahami uraian di atas, peran dan fungsi manajemen public ralation/humas merupakan pilar kekuatan dalam mendukung keberadaan manajemen organisasi.
Di samping itu, menurut Black, terdapat beberapa konsep peran, tugas, dan fungsi manajemen public relation/humas yang mampu menunjang suatu organisasi, yaitu :
1.    Manipulatif, yaitu upaya mempengaruhi individu atau kelompok atau publik yang menjadi sasarannya dengan mengubah atau mempengaruhi pendapat dan opini publik melalui teknik teknik kegiatan komunikasi public relation/humas demi kepentingan tujuan yang positif bagi organisasi;
2.    Kuratif, yaitu upaya pemulihan atau perbaikan terhadap suatu kegagalan atau kesalahan yang telah terjadi sehingga menimbulkan citra negatif organisasi, dan tindakan public relation/humas selanjutnya adalah upaya memulihkan kembali nama baik organisasi dan citra baik (good image) di mata publik;
3.    Preventif, yaitu tindakan pencegahan untuk meniadakan risiko kerugian yang lebih besar pada masa yang akan datang.
4.    Promosional, yaitu mendorong atau memotivasi untuk memajukan usaha komersial yang bertujuan profit (mencari keuntungan) dengan melakukan kampanye promosi , komunikasi pemasaran dan promosi periklanan dengan menawarkan produk barang dan jsa pelayanan terbaiknya kepada konsumennya;
5.    Pendidikan, yaitu memberikan informasi atau menyebarluaskan informasi, program pendidikan dan ilmu pengetahuan secara luas kepada publik;
6.    Misi, yaitu menetapkan pandangan utama dalam perusahaan.
Oleh karena itu, keberhasilan manajemen public relation/humas dalam melaksanakan ke enam fungsi dan pendekatan di atas, tidak terlepas dari kemampuan melakukan proses komunikasi terus-menerus dan berkesinambungan dari kegiatan manajer PR/humas, yaitu berawal dari aktivitas riset, perencanaan, penetapan program kerja, moel komunikasi yang diterapkan hingga mengevaluasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen public relation/humas lebih berorientasi pada pihak organisasi untuk membangun citra positif perusahaan, hasil lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen, memelihara, mengembangkan, mempertahankan komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah.










Hubungan masyarakat / public relation merupakan unsur yang penting bagi sebuah organisasi karena baik buruk suatu organisasi di mata karyawan, organisasi lain, pubik / masyarakat luas terletak pada hubungan yang terjadi antara organisasi tersebut dengan karyawannya, organisasi lain, maupun publik / masyarakat pada umunya. Hubungan masyarakat berperan dalam membangun hubungan komunikasi antara organisasi dan masyarakat luas.
Manajemen hubungan masyarakat merupakan seni mengatur komunikasi yang baik untuk memberi tahu, memengaruhi, dan mengubah pengetahuan, sikap, perilaku, dan pembentukan opini publik. Oleh karena itu, seorang manajer harus memahami dengan baik mengenai hubungan masyarakat, sehingga dapat memanajemen dengan baik dan efektif hubungan antara organisasi dengan masyarakat. Sehingga dapat membuat dan menentukan kesan positif organisasi di mata masyarakat.






















Effendy, Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. (Bandung: Mandar Maju). 1993.

Handoko, T. Hani. Manajemen. Edisi 2. (Yogyakarta: BPFE). 2000.

S.P. Hasibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. (Jakarta: Bumi Aksara). 1985.

George, R. Terry. Azas-Azas Management. (Bandung: Alumni). 1986.

Gettingupman.wordpress.com / dilihat pada Rabu, 23 Maret 2016 pukul 21:16.

Linggar, M. Anggoro. Teori & Profesi Kehumasan. (Jakarta: Bumi Aksara). 2000.

Humas-publicrelations.blogspot.co.id/2013/01/humas-hubungan-masyarakat.html?m=1/ dilihat pada: Rabu 23 Maret 2016 pukul 22:12.

John, E. Marston. Public Relation is Planed, Persuasive Communication Designed to Influence Significant Public. 1978.

Grunig  J.E. and Hunt T. Managing Public Relations. For Worth: Rine Hart & Wiston, 1984.

Mukarom, Zainal & Laksana, Muhibudin Wijaya. Manajemen Public Relation panduan efektif pengelolaan hubungan masyarakat, (Bandung: Pustaka Setia). 2015.

Effendy, Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. (Bandung: Mandar Maju). 1993.

Gulick, Luther dan Lyndall Urwick (eds). Papers on the Science of Administration. (New York: Institute of Public  Administration).

Rumanti, Sr. Maria Assumpta. Dasar-Dasar Publik Relations Teori dan Praktik. (Jakarta: Grasindo). 2002.


[1] T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE), 2000,  h. 7.
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara), 1985, h. 54.
[3] R. Terry George, Azas-Azas Management, (Bandung: Alumni), 1986, h. 3.
[4] Gettingupman.wordpress.com / dilihat pada Rabu, 23 Maret 2016 pukul 21:16
[5] M. Anggoro Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2000, h. 1-2.
[6] Humas-publicrelations.blogspot.co.id/2013/01/humas-hubungan-masyarakat.html?m=1/ dilihat pada: Rabu 23
                Maret 2016 pukul 22:12
[7] E. Marston John, Public Relation is Planed, Persuasive Communication Designed to Influence Significant Public, 1978, h. 243.
[8] J.E. Grunig and T. Hunt, Managing Public Relations, For Worth: Rine Hart & Wiston, 1984, h. 7.
[9] Zainal Mukarom & Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation panduan efektif pengelolaan hubungan masyarakat, (Bandung: Pustaka Setia), 2015,  h. 111.
[10] Zainal Mukarom & Muhibudin Wijaya Laksana, h. 17.
[11] Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations, (Bandung: Mandar Maju), 1993, h. 98.
[12] Zainal Mukarom & Muhibudin Wijaya Laksana, h. 19.
[13] Luther Gulick dan Lyndall Urwick (eds), Papers on the Science of Administration, (New York: Institute of Public  Administration), h. 321.
[14] Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Publik Relations Teori dan Praktik, (Jakarta: Grasindo), 2002, h. 31.

1 Comments


Did you hear there is a 12 word phrase you can speak to your partner... that will trigger intense emotions of love and impulsive appeal to you deep inside his heart?

Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, idolize and protect you with all his heart...

12 Words That Fuel A Man's Love Instinct

This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to try harder than ever before to do his best at looking after your relationship.

In fact, fueling this dominant impulse is so mandatory to achieving the best possible relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...

...You'll soon find him open his mind and heart to you in such a way he never experienced before and he will perceive you as the only woman in the universe who has ever truly tempted him.

Post a Comment

Copyright © 2009 Ratna Sari Maulana's All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.