0

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

Posted by Unknown on 1:42 AM

A.           Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra,  tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajargangguan prilakuanak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasaanak cacat, dan atau Anak Dengan Kedisabilitasan ( ADK ). Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di sekolah luar biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.
a.        SLB bagian A untuk tunanetra.
b.        SLB bagian B untuk tunarungu.
c.         SLB bagian C untuk tunagrahita.
d.        SLB bagian D untuk tunadaksa.
e.         SLB bagian E untuk tunalaras.
f.         SLB bagian G untuk cacat ganda.
Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang disebabkan oleh:
a.         Faktor Lingkungan
b.        Faktor dalam diri Anak Sendiri
c.         Kombinasi Keduanya

Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menurut para ahli:
Menurut Kanner dalam jamaris bahwa orang yang mengemukakan istilah autisme, anak autis adalah anak yang mengalami outstanding fundamental disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan lingkungannya.
Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.


B.            Menjelaskan Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

1.        Gangguan Penglihatan (Tunanetra) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan tingkat gangguannya
1)        Buta total adalah keadaan dimana kedua mata dari seseorang tidak berfungsi lagi sebagaimana semestinya yang disebabkan karena adanya kerusakan pada kornea mata atau terputusnya syaraf mata.
2)        Buta sebagian adalah keadaan dimana salah satu mata dari seseorang tidak berfungsi dengan baik dikarenakan kerusakan kornea mata atau terputusnya saraf mata.
3)        Low Vision adalah keadaan yang terjadi pada penglihatan seseorang, dimana orang tersebut tidak dapat melihat wujud asli dari suatu benda melainkan hanya berupa bayangan yang kabur dan itupun apabila disekitar benda tersebut terdapat banyak cahaya. Low vision yang semakin parah akan menyebabkan kebutaan total.

b.    Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan
1)      Tunanetra sebelum dan sejak lahir yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2)      Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil yakni mereka yang telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
3)      Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja yakni mereka yang telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
4)      Tunanetra pada usia dewasa yakni mereka yang pada umumnya dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
5)      Tunanetra dalam usia lanjut yakni mereka yang sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.

c.    Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
1)        Tunanetra ringan (defective vision/low vision) mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan funsi penglihatan.
2)        Tunanetra setengah berat (partially sighted) mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal
3)        Tunanetra berat (totally blind) mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.

d.   Berdasarkan pemeriksaan klinis
1)        Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat.
2)        Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan  antara 20/70 sampai denhan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
e.         Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
1)        Myopi adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina
2)        Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.
3)        Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata.
Penyebab:
a.       Prenetal (sejak dalam kandungan) terjadi karena faktor keturunan, malnutrisi, penyakit ibu, penyakit/luka di otak janin, gangguan lingkungan kehamilan.
b.      Post netal (sejak/setelah kelahiran) terjadi karena faktor kekurangan oksigen pada sistem saraf pusat saat dilahirkan, kelahiran yang dihalangi, kelahiran yang dipaksa, penggunaan alat yang salah saat melahirkan, premaaturitas, malnutrisi, terserang suatu penyakit, kekurangan oksigen, kecelakaan.

2.        Gangguan pendengaran (tunarungu) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengan bunyi
  Menurut ashman dan Elkins (1994)
1)        Ketunarunguan ringan adalah kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB. Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
2)        Ketunarunguan sedang adalah kondisi seseorangmasih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan. Tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid)
3)        Ketunarunguan berat sekali adalah kondisi seseorang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan yang sangat tinggi (supperpower).

b.      Berdasarkan lokasi gangguannya menurut Easterbrooks (1997)
1)      Conductive loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
2)      Sensorineural loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau saraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak.
3)      Central auditory processing disorder adalah gangguan pada sistem saraf pusat proses auditer mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengar meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinga individu tersebut.

3.        Gangguan mental rendah (tunagrahita) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan berat ringannya
1)        Debil (ringan) mempunyai IQ antara kisaran 50 sampai dengan 70, kondisi fisiknya tidak berbeda anak normal lainnya, termasuk kelompok mampu didik artinya bisa didik (diajarkan membaca, menulis dan berhitung) bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 4 SD umum.
2)        Imbesil (sedang) mempunyai IQ antara kisaran 30 sampai dengan 50, termasuk kelompok mampu latih, tampang/kondisi fisiknya sudah dapat dilihat tetapi ada sebagian anak mempunyai fisik normal, biasa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas 2 SD umum.
3)        Idiot (berat) mempunyai IQ mereka rata-rata 30 kebawah, sangat rendah intelegensinya sehingga tidak mampu menerima pendidikan secara akademis, termasuk kelompok mampu rawat, dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.

b.         Berdasarkan sosial psikologis
1)        Psikometrik ada 4 taraf tunagrahita berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala intelegensi wechsler.
a)        Retardasi mental ringan : seseorang yang memiliki IQ antara 55-69
b)        Retardasi mental sedang : seseorang yang memiliki IQ antara 40-54
c)        Retardasi mental berat : seseorang yang memiliki IQ antara 20-39
d)       Retardasi mental sangat berat : seseorang yang memiliki IQ antara <20

c.         Berdasarkan klinis tunagrahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmaniah secara berikut:
1)        Down Syindrome (mongoloid) memiliki raut muka menyerupai orang mongol dengan mata sipit dan miring, lidah tebal suka menjulur keluar, telinga kecil, kulit kasar, susunan gigi kurang baik.
2)        Kretin (cebol) memperlihatkan ciri-ciri, seperti badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan pendek dan bengkok, kulit kering, tebal dan keriput, rambut kering, lidah dan bibir, kelopak mata, telapak tangan dan kaki tebal, pertumbuhan gigi terlambat.
3)        Hydrocephalus memiliki ciri-ciri kepala besar, raut muka kecil, pandangan dan pendengaran tidak sempurna, mata kadang-kadang juling.
4)        Microcephalus memiliki ukuran kepala yang kecil
Penyebab
a.    Prenetal (sebelum lahir) terjadi waktu bayi masih dalam kandungan penyebabnya seperti campek, diabetes, cacar, virus takso, juga ibu hamil yang kekurangan gizi, pemakai obat-obatan dan perokok berat.
b.    Natal (waktu lahir) karena proses kelahiran yang terlalu lama sehingga kekurangan oksigen pada bayi, pinggul ibu terlalu kecil sehingga menyebabkan otak terjepit dan menimbulkan pendarahan pada otak, pada waktu proses melahirkan menggunakan alat bantu.

4.        Gangguan motorik (tunadaksa) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan derajat kecacatannya
1)   Ringan : dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas dan dapat menolong diri
2)   Sedang : membutuhkan bantuan untuk latihan berbicara, berjalan, mengurus diri dan alat-alat khusus, seperti brace.
3)   Berat : membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara dan menolong diri.

b.         Berdasarkan letak kelainan otak dan fungsi geraknya
1)   Pastik : adanya kekakuan pada sebagian atau seluruh ototnya.
2)   Dyskenesia yang meliputi:
·           A’hetosis adalah penderita yang memperlihatkan gerak tidak terkontrol
·           Rigid adalah kekakuan pada seluruh tubuh sehingga sulit dibengkokkan.
·           Tremor adalah getaran kecil yang terus menerus pada mata, tangan atau kepala.
3)        Ataxia : gangguan keseimbangan, jalannya gontai, koordinasi mata dan tangan tidak berfungsi.
4)        Jenis campuran : seorang anak mempunyai kelainan dua/ lebih dari tipe diatas


C.      Menguraikan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Anak-anak Berkelainan Fisik
Pada bagian ini akan mengantarkan Pembaca untuk memahami karakateristik  anak  berkebutuhan  khusus yang mengalami kelainan fisik, yaitu anak tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa. Untuk itu saudara diharapkan dapatmencermatinyadenganbaik, danmembacareferensiyangrelevan dengan kajian materi ini. Usai mengikuti pembahasan subunit ini saudara diharapkan dapat menjelaskan karakteristik anak berkebutuhan khusus yang mengalamikelainanfisik.

a.        KarakteristikAnakTunanetra

Anaktunanetraadalah anak-anakyangmengalamikelainanatau gangguan fungsi penglihatan, yang dinyatakan dengan tingkat ketajaman penglihatan atau visussentralisdiatas20/200dan  secarapedagogis membutuhkanlayananpendidikankhususdalam belajarnyadisekolah. Beberapa karakteristik anak-anak tunanetra adalah:

1.        Segi Fisik
Secara fisik  anak-anak  tunanetra, nampak sekali adanya kelainan pada organ penglihatan/mata, yang secara nyata dapat dibedakan dengan anak- anaknormalpadaumumnyahaliniterlihatdalam aktivitasmobilitasdan respon motorik yang merupakan umpan balik dari stimuli visual.

2.        Segi Motorik
Hilangnya   indera   penglihatan   sebenarnya   tidak   berpengaruh   secara langsungterhadapkeadaanmotorikanaktunanetra,tetapidenganhilangnya pengalaman visual menyebabkan tunanetra kurang mampu melakukan orientasi lingkungan. Sehingga tidak seperti anak-anak normal, anak tunanetra harus belajar bagaimana berjalan dengan aman dan efisien dalam suatu lingkungan denganberbagai keterampilan orientasi dan mobilitas.

3.        Perilaku
Kondisitunanetratidaksecara langsungmenimbulkanmasalahatau penyimpangan perilaku pada diri anak,meskipundemikianhaltersebut berpengaruh padaperilakunya. Anak     tunanetra seringmenunjukkan perilaku stereotip, sehingga menunjukkan perilaku yang tidak semestinya. Manifestasi perilaku tersebut dapat berupa sering menekan matanya, membuat suara dengan jarinya, menggoyang-goyangkan kepala dan badan, atau berputar-putar. Ada beberapa teori yang mengungkap mengapa tunanetrakadang-kadangmengembangkan perilaku stereotipnya. Hal itu terjadimungkinsebagaiakibatdari tidak adanya rangsangan sensoris, terbatasnyaaktifitasdangerakdidalam lingkungan,sertaketerbatasan sosial.Untuk   mengurangiataumenghilangkanperilakutersebutdengan membantu mereka memperbanyak aktifitas, atau dengan mempergunakan strategi perilaku tertentu, seperti memberikan pujian atau alternatif pengajaran, perilaku yang lebih positif, dan sebagainya.

4.        Akademik
Secaraumumkemampuan   akademik,anak-anaktunanetrasamaseperti anak-anak  normal  pada  umumnya.  Keadaan  ketunanetraan  berpengaruh padaperkembanganketerampilanakademis,khususnyadalam bidang membaca dan menulis. Dengan kondisiyang demikian maka tunanetramempergunakanberbagaialternatifmediaataualatuntukmembacadan menulis, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Mereka mungkin mempergunakanhurufbrailleatauhuruf cetakdenganberbagaialternatif ukuran. Dengan asesmen dan pembelajaran yang sesuai, tunanetra dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya seperti teman- teman lainnya yang dapat melihat.

5.        Pribadi dan Sosial
Mengingattunanetramempunyaiketerbatasandalam belajarmelalui pengamatandanmenirukan,makaanak   tunananetraseringmempunyai kesulitan dalammelakukan perilaku sosial yang benar. Sebagai akibat dari ketunanetraannya yang berpengaruh terhadap keterampilan sosial, anak tunanetra perlu mendapatkan latihan langsung dalam bidangpengembanganpersahabatan,menjagakontakmataatau orientasi wajah, penampilan postur tubuh yang baik, mempergunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah,mempergunakanintonasisuaraatau wicaradalam mengekspresikanperasaan,menyampaikanpesanyangtepat pada waktu melakukan komunikasi.



 Penglihatanmemungkinkankitauntukbergerakdenganleluasadalam suatu lingkungan, tetapitunanetra mempunyai keterbatasan dalam melakukan gerakan tersebut. Keterbatasan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam memperoleh pengalaman dan juga berpengaruh pada hubungan sosial. Dari keadaan tersebut mengakibatkan tunanetra lebih terlihat memiliki sikap:
·           Curiga  yang  berlebihan  pada  orang  lain,  ini  disebabkan  oleh kekurangmampuannya dalamberorientasiterhadaplingkungannya
·           Mudah   tersinggung.   Akibat   pengalaman-pengalaman   yang   kurang menyenangkanataumengecewakan yangseringdialami,menjadikan anak-anak tunanetra mudah tersinggung.
·           Ketergantungan  pada  orang  lain.  Anak-anak  tunanetra  umumnya memilkisikapketergantunganyangkuatpadaoranglaindalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Kondisi yang demikian umumnya wajar terjadi padaanak-anaktunanetraberkenaan denganketerbatasanyangadapada dirinya.

b.           KarakteristikAnakTunarungu
Tunarungu adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seseorang anak. Kondisi ini menyebabkan mereka  memiliki  karakteristik  yang  khas,  berbeda  dari  anak-anak  normal pada umumnya. Beberapa karakteristikanak tunarungu, diantaranya adalah:

1.        Segi Fisik
·           Cara berjalannyakaku dan agak membungkuk. Akibat terjadinya permasalahan pada organ keseimbangan pada telinga, menyebabkan anak-anaktunarungumengalamikekurangseimbangandalam aktivitas fisiknya.
·           Pernapasannyapendek,dantidakteratur.Anak-anaktunarungutidak pernahmendengarkan  suara-suara  dalam  kehidupan  sehari-hari, bagaimanabersuaraataumengucapkan kata-kata dengan intonasi yang baik, sehingga mereka juga tidak terbiasa mengatur pernapasannya dengan baik, khususnya dalamberbicara.
·           Caramelihatnyaagakberingas.Penglihatan merupakan salah satu indra yangpalingdominanbagianak-anakpenyandangtunarungu,dimana





sebagian besar pengalamanannya diperoleh melalui penglihatan. Oleh karena itu anak-anak tunarungu juga dikenalsebagaianakvisual, sehinggacaramelihatpunselalumenunjukkankeingintahuanyangbesar dan terlihat beringas.

2.        Segi Bahasa
·           Miskin akan kosa kata
·           Sulit  mengartikan  kata-kata  yanmengandung  ungkapan,  atau idiomatic
·           Tatabahasanya kurang teratur

3.        Intelektual
·           Kemampuan   intelektualnya   normal.   Pada   dasarnya   anak-anak tunarungu tidakmengalami permasalahan dalam segi   intelektual. Namunakibatketerbatasandalamberkomunikasidan berbahasa, perkembangan intelektual menjadi lamban
·           Perkembangan  akademiknya  lamban  akibat  keterbatasan  bahasa. Seiringterjadinyakelambanandalam perkembanganintelektualnya akibatadanyahambatandalamberkomunikasi,makadalam segi akademiknya juga mengalamiketerlambatan.

4.        Sosial-emosional
        Seringmerasacurigadansyakwasangka.Sikapsepertiiniterjadiakibat adanya kelainan fungsi pendengarannya. Mereka tidak dapat memahami apa yang dibicarakan oranglain, sehingga anak-anak tunarungu menjadi mudahmerasacuriga.
        Sering bersikap agresif

c.              KarakteristikAnakTunadaksa
Anaktunadaksaadalah anak-anak yangmengalamikelainanfisik,atau cacat   tubuh,   yang   mencakup   kelainan   anggota   tubuh   maupun   yang mengalamikelainananggotagerakdankelumpuhanyangdisebabkankarena kelainanyangadadisyarafpusatatauotak,disebutsebagaicerebralpalcsy (CP), dengan karakteristik sebagai berikut:

1.        Gangguan Motorik
Gangguan motoriknya berupa kekakuan, kelumpuhan, gerakan- gerakan yang tidak dapat dikendalikan, gerakan ritmis dan gangguan keseimbangan. Gangguan motorik ini meliputi motorik kasar dan motorik halus.

2.        Gangguan Sensorik
Pusatsensorispadamanusiaterleak otak, mengingatanak cerebral palsy adalah anak yang mengalamikelainan di otak, maka sering anak cerebral          palsy  disertai  gangguan  sensorik,  beberapa  gangguan sensorik antara lain penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan perasa. Gangguan penglihatan pada cerebral palsy terjadi karena ketidakseimbangan otot-otot mata sebagai akibat kerusakan otak. Gangguan pendengaran pada anak cerebral palsy sering dijumpai pada jenis athetoid.

3.        Gangguan Tingkat Kecerdasan
Walaupun anak cerebral palsy disebabkan karena kelainan otaknya tetapikeadaankecerdasananak cerebralpalsybervariasi,tingkat kecerdasananakcerebralpalsymulaidaritingkatyang palingrendah sampaigifted.Sekitar45%mengalamiketerbelakanganmental,dan35%lagimempunyaitingkatkecerdasan normaldandiatasrata-rata. Sedangkan sisanya cenderung dibawah rata-rata (Hardman, 1990).

4.        Kemampuan Berbicara
Anakcerebralpalsymengalamigangguanwicarayangdisebabkan olehkelainanmotorikotot-ototwicara terutama pada organ artikulasi seperti  lidah,  bibir,  dan  rahang  bawah, dan ada pula yang terjadi karenakurangdantidakterjadi prosesinteraksidenganlingkungan. Dengankeadaanyangdemikianmaka bicaraanak-anakcerebralpalsy menjadi tidak jelas dan sulit diterima orang lain.

5.        Emosi dan Penyesuaian Sosial
Respon dan sikap masyarakat terhadap kelainan pada anak cerebral palsy, mempengaruhi pembentukan pribadi anak secara umum. Emosi anaksangatbervariasi,tergantung rangsangyangditerimanya.Secara umum tidak terlalu berbeda dengan anak–anak normal, kecuali beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat menimbulkan emosi yang tidak terkendali. Sikap atau penerimaan masyarakat terhadap anak cerebral palsy dapat memunculkan keadaan anak yang merasa rendah diri atau kepercayaan dirinya kurang, mudah tersinggung,dansukamenyendiri,serta kurang dapat menyesuaiakan diri dan bergaul dengan lingkungan.

Sedangkan anak anak yang mengalami kelumpuhan yang dikarenakan kerusakan pada otot motorik yang sering diderita oleh anak-anak pasca polio dan  muscle  dystrophy  lain  mengakibatkan  gangguan  motorik  terutama gerakanlokomosi,gerakanditempat,dan mobilisasi. Adasebagiananak dengan gangguan gerak yang berat, ringan, dan sedang. Untuk berpindah tempatperlualatambulasi,jugaperlualatbantudalam memenuhi kebutuhannya,yaitumemenuhikebutuhangerak.Dalam kehidupansehari- hari anak perlu bantuan dan alat yangsesuai. Keadaan kapasitas kemampuan intelektual anak gangguan gerak otot ini tidak berbeda dengan anak normal.

Pada bagian ini akanmengantarkan pada saudara untuk memahami karakateristik anak berkebutuhan khususyangmengalamikelainanmental- emosional,  yaitu  anak  tunagrahita,   dan  tunalaras.  Untuk  itu  saudara diharapkan dapat mencermatinya dengan baik, dan membaca referensi yang relevan dengan kajian materi ini. Usai mengikuti pembahasan subunit ini saudara diharapkandapat menjelaskan karakteristik anak  berkebutuhan khususyangmengalamikelainan mental-emosional.




d.             KarakteristikAnakTunagrahita
Untuk  memahami karakteristik  anak  tunagrahita  maka perlu disesuaikan dengan klasifikasinyakarena setiap kelompok tunagrahita memiliki karakteristik  yang berbeda-beda.  Sesuai dengan  bidang  bahasan padamateriiniakandibahaspadakarakteristik akademiktunagrahitasebagai berikut:
Karakteristik anak tunagrahita secara umum menurut James D. Page (Amin,1995:34-37)dicirikandalam hal: kecerdasan,sosial,fungsimental, dorongan dan emosi, kepribadian serta organisme. Masing-masing hal itu sebagai aspek diantara tunagrahitadengan dijelaskan sebagaiberikut:

1.        Intelektual
Dalampencapaiantingkatkecerdasanbagitunagrahitaselaludibawah rata-rata dengan anak yang seusia sama, demikian juga perkembangan kecerdasan sangat terbatas. Mereka hanya mampu mencapai tingkat usiamental setingkat usia mental anak usia mental anak Sekolah Dasar kelas IV,ataukelasII,bahkanadayangmampumencapaitingkatusiamental

Setingkat usiamental anak pra sekolah. Dalam hal belajar, sukar memahamimasalah.Masalahyangbersifat abstrak dan cara belajarnya banyak secara membeo (rote learning) bukan dengan pengertian.

2.        Segi  sosial.
Dalam kemampuanbidangsosialjugamengalamikelambatankalau dibandingkan dengan anak normal sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan pergaulan mereka tidak dapat mengurus,memelihara,danmemimpindiri. Waktumasihkanak-kanakmerekaharus dibantu terus menerus, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggalkan pakaiannya, diawasi terus menerus, setelah dewasa kepentingan ekonominya sangat tergantung pada bantuanoranglain.Kemampuansosial merekaditunjukkandenganSocial Age  (SA)  yang  sangat  kecil  dibandingkan  dengan  Cronological  Age (CA). Sehingga skor sosial Social Quotient (SQ)nya rendah.

3.        Ciri pada fungsi mental lainnya
Merekamengalamikesukarandalam memusatkanperhatian,jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas.Pelupadanmengalamikesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan, kurang mampu membuat asosiasi serta sukar membuat kreasi baru.

4.        Ciri dorongan dan emosi
Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengantingkatketunagrahitaannya masing-masing.Anakyangberatdan sangatberatketunagrahitaannyahampirtidakmemperlihatkandoronganuntuk mempertahankandiri, dalam   keadaan haus dan lapar tidak menunjukkan tanda-tandanya, mendapatperangsangyangmenyakitkan tidakmampumenjauhkandiridari perangsang tersebut. Kehidupan emosinyalemah,doronganbiologisnya dapat berkembang tetapi penghayatannya terbatas pada perasaan senang, takut, marah, dan benci. Anak yang tidak terlalu berat ketunagrahitaannyamempunyaikehidupan emosi yang hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, kurang beragam, kurang mampumenghayatiperasaanbangga, tanggung jawab dan hak sosial.

5.        Ciri kemampuan dalam bahasa
Kemampuan bahasasangat terbatas  perbendaraaan kata  terutama kata yang abstrak. Pada anak yang ketunagrahitaannnya semakin berat banyak yang   mengalami   gangguan   bicara   disebabkan   cacat   artikulasi   dan problemdalampembentukan bunyi.

6.        Ciri kemampuan dalam bidang akademis
Mereka sulit mencapai bidang akademis membaca dan kemampuan menghitung yangproblematis, tetapi dapat dilatih dalam  menghitung yang bersifat perhitungan.

7.        Ciri kepribadian
Kepribadian anak tunagrahita dari berbagai penelitian oleh Leahy, Balla, dan Zigler (Hallahan & Kauffman,1988:69)bahwaanakyangmerasa retardedtidak   percaya   terhadap   kemampuannya,   tidak   mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung padapihakluar(externallocusof control).Merekatidakmampuuntuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bergantungpengarahandariluar.

8.        Ciri kemampuan dalam organisme.
Kemampuan anak tunagrahita untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangatjelek, terutamapadaanaktunagrahitayangkategoriberat.Halini ditunjukandenganbarudapatberjalan danberbicarapadausiadewasa, sikap gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan penglihatannya tidak dapat difungsikan, kurang rentanterhadapperasaansakit,bauyang tidak enak, serta makanan yang tidak enak.

Sedangkarakteristikanaktunagrahita,yanglebihspesifikberdasarkan berat ringannya kelainan  dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.   Mampudidik
Mampudidikmerupakanistilah pendidikanyangdigunakanuntuk mengelompokkan tunagrahita ringan. Mampudidik memiliki kapasitas inteligensi antara 50 – 70 pada skala Binet maupun Weschler. Mereka masih mempunyai kemampuan untuk dididik dalam  bidang akademik yang sederhana (dasar) yaitu membaca, menulis dan berhitung.

Anak mampudidikkemampuanmaksimalnyasetaradengananakusia12tahunataukelas6 sekolahdasar,apabilamendapatkanlayanandanbimbingan belajar yang sesuai maka anak mampu didik dapat lulus sekolah dasar. Anak mampu didik setelah dewasa masih memungkinkan untuk dapat bekerjamencarinafkah,dalam bidangyangtidakmemerlukanbanyak pemikiran. Tunagrahita mampudidik umumnya tidak desertai dengan kelainanfisikbaiksensorimaupunmotoris,sehinggakesan lahiriah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak normal sebaya, bahkan sering anak mampu didik dikenal dengan terbelakangmental6jam,halini dikarenakan anak terlihat terbelakangmentalsewaktumengikutipelajaran akademikdisekolahsaja,yangmanajamsekolahadalah6jamsetiap hari.

2.   Mampulatih
Tunagrahitamampulatih secarafisik seringmemilikiataudisertaidengan kelinan fisik baik sensori mapupun motoris, bahkan hampir semua anak yangmemilikikelainan dengantipe klinikmasukpadakelompokmampu latih sehingga sangat mudah untuk mendeteksi anak mampu latih, karena penampilan fisiknya (kesan lahiriah) berbeda dengan anak normal sebaya. Anakmampulatihmemilikikapasitasinteligensi(IQ)berkisarantara30–
50, kemampuan tertingginya setara dengan anak normal usia 8 tahun atau kelas  2SD.  Kemampuan  akademik  anak  mampulatih  tidak  dapat mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupun secara sederhana seperti  membaca,  menulis  dan  berhitung.  Anak  mampulatih  hanya mampudilatihdalam keterampilanmengurusdirisendiridanaktivitas kehidupan sehari-hari.

3.   Perlurawat
Anak perlu rawat adalah klasifikasi anak tunagrahita yang paling berat, jika pada istilah kedokteran disebut dengan idiot. Anak perlu rawat memilikikapasitasinteligensidibawah25dansudahtidak mampudilatih keterampilan. Anak ini hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalamkehidupan  sehari-hari.  Seumur  hidupnya  tidak  dapat  lepas  dari orang lain.

e.              KarakteristikAnakTunalaras
Anak tunalaras adalah anak-anak yang mengalamigangguan perilaku, yang ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupundalam lingkungansosialnya.Padahakekatnya,anak-anaktunalaras memiliki kemampuan intelektual yang normal, atau tidak berada di bawah rata-rata. Kelainan lebihbanyak banyak terjadi pada perilaku sosialnya.

Beberapa karakteristik yang menonjol dari anak-anak berkebutuhan khususyangmengalamikelainanperilaku sosial ini adalah:

1.   Karakteristik umum
        Mengalamigangguanperilaku;sukaberkelahi,memukul,menyerang, merusakmiliksendiriatauoranglain,melawan,sulitkonsentrasi, tidak mau bekerjasama, sok aksi, ingin menguasai oranglain, mengancam, berbohong, tidak bisa diam, tidak dapat dipercaya, suka mencuri,mengejek,dansebagainya.
        Mengalamikecemasan;kawatir,cemas,ketakutan,merasatertekan, tidak mau bergaul, menarik diri, kurang percaya diri, bimbang, sering menangis, malu, dan sebagainya.
·           urang   dewasa;   suka   berfantasi,   berangan-anagan,   mudah dipengaruhi, kaku, pasif, sukamengantuk, mudah bosan, dan sebagainya
        Agresif; memilikigang jahat, sukmencuri dengan kelompoknya, loyalterhadaptemanjahatnya,seringbolossekolah,seringpulang larut malam,dan terbiasa minggat dari rumah.

2.   Sosial /emosi
·           Seringmelanggarnormamasyarakat
·           Sering mengganggu dan bersifat agresif
·           Secara  emosional  sering  merasa  rendah  diri  dan  mengalami kecemasan

3.        Karakteristik akademik
•  Hasil belajarnya seringkali jauh di bawah rata-rata
•  Seringkali tidak naik kelas
•  Sering membolos sekolah
•  Seringkali melanggar peraturan sekolah dan lalulintas.

f.         AnakBerkelainanAkademik
Pada bagian ini akanmengantarkan pada saudara untuk memahami karakateristik anak berkebutuhan khusus yang mengalamikelainan akademik, yaitu anak berbakat,dananak berkesulitanbelajar. Untukitusaudara diharapkan dapat mencermatinya dengan baik, dan membaca referensi yang relevan dengan kajian materi ini. Usai mengikuti pembahasan subunit ini saudara diharapkandapat menjelaskan karakteristik anak  berkebutuhan khususyangmengalamikelainanakademik.

g.             KaraktersitikAnakBerbakat
Anakberbakatdalam konteksiniadalahanak-anakyangmengalami kelainanintelektualdi atasrata-rata. Berkenaan dengan kemampuan intelektual  ini  Cony  Semiawan  (1997:24)  mengemukakan,  bahwa diperkirakan satu persen dari populasi total penduduk Indonesia yang rentangan IQ sekitar 137 ke atas, merupakan manusia berbakat tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang rentangannya berkisar 120-137 yaitu yang mencakup rentangan 10 persen di bawah yang satu persen itu disebut moderately gifted. Merekasemuamemilikitalenakademik(academic talented) atau keberbakatan intelektual.
Beberapa karakteristikyangmenonjoldarianak-anakberbakat sebagaimanadiungkapkanKitatodanKirby,dalamMulyono(1994),dalam ini adalah sebagai berikut:

1.   Karakteristik Intelektual
•  Proses belajarnya sangat cepat
•  Tekun dan rasa ingin tahu yang besar
•  Rajin membaca
•  Memiliki perhatian yanglama dalam suatu bidang khusus
•  Memiliki pemahaman yang sangat majau terhadap suatu konsep
•  Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalamsuatu bidang akademik

2.   Karakteristik Sosial-emosional
        Mudah diterima teman-teman sebaya dan orang dewasa
        Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial, dan memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif
        Kecenderungan sebagai pemisah dalamsuatu pertengkaran
        Memilikikepercayaantentangpersamaanderajatsemuaorang,dan jujur
        Perilakunya tidak defensif, dan memiliki tenggang rasa
        Bebasdaritekananemosi,danmampumengontrolemosinyasesuai situasi, dan merangsang perilaku produktif bagi oranglain.
        Memilikikapasitasyangluarbiasadalammenanggulangimasalah sosial.

3.   Karakteristik Fisik-kesehatan
•  Berpenampilan rapi dan menarik
•  Kesehatannya berada lebihbaik di atas rata-rata


g.             KaraktersitikAnakBerkesulitanBelajar
Berkesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi (prestasi) yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional.Learningdisability merupakansuatuistilahyangmewadahi berbagaijeniskesulitanyangdialami anakterutamayangberkaitandengan masalah akademis.
Secara  umum     berkesulitan  belajar   spesifik   adalah   anak   yang mengalami gangguanpada satu atau lebih dari proses  psikologi dasar termasukpemahamandalam menggunakanbahasalisanatau tertulisyang dimanifestasikandalam ketidaksempurnaanmendengar,berfikir,wicara, membaca, mengeja atau mengerjakan hitungan matematika. Konsep ini merupakanhasildarigangguanpersepsi,disfungsiminimalotak,disleksia, dan disphasia, kesulitan belajar initidak termasuk masalah belajar, yang disebabkan secara langsung oleh adanya gangguan penglihatan, pendengaran, motorik, emosi, keterbelakangan mental, atau faktor lingkungan, budaya, maupun keadaan ekonomi. Dimensinya mencakup:
•  Disfungsi pada susunan syaraf pusat (otak),
•  Kesenjangan (discrepancy) antara potensi dan prestasi
•  Keterbatasan proses psikologis
•  Kesulitan pada tugas akademik dan belajar
Kesenjanganantarapotensidanprestasidalam berprestasiuntuk mencapaikompetensiyangtelahditetapkan.Secaraumum dapatdikatakan bahwakesulitanbelajaradalah setiapanakyangtidak mampumencapai kompetensi yang ditentukan dalamkurun waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk memahamianak berkesulitan belajar spesifik memang harus mengenal karakteristik atau ciri-ciri khusus yang muncul pada anak-anak berkesulitan belajar, yang umumnya baru terdeteksi setelah anak usia 8 – 9 tahun atau kelas 3 – 4 SD masuk pada kelompok kesulitan belajar akademik, hal ini dikarenakan sulitnya mengenal karakteristik anak sejak dini. Adapun karakteristikyangdapatdiamatiadalah adanya kesenjangan(discrepancy) antara potensi anak dengan prestasi (akademik) dan perkembangan yang dicapai, kesenjangan ini minimal 2 level akademik atau 2 tahun perkembangan. Memiliki kesulitan pada satu bidang akademik/perkembangan yangtertinggaldibandingkandengan bidang akademik/perkembanganlain yang dimiliki anak (perbedaan intra individual).


D.      Menjelaskan Pendidikan Inklusi

1.        Definisi Pendidikan Inklusi (Inclusive Education)
Kata inklusi bermakna terbuka, lawan dari eksklusi yang bermakna tertutup. Pendidikan Inklusi berarti pendidikan yang bersifat terbuka bagi siapa saja yang mau masuk sekolah baik dari kalangan anak normal maupun anak berkebutuhan khusus.

Pendidikan inklusiadalahbentukpenyelenggaraan pendidikanyang menyatukananak-anakberkebutuhan khususdengananak-anaknormalpada umumnya untukbelajar.MenurutHildegunOlsen(Tarmansyah,2007;82), pendidikan inklusiadalahsekolahharusmengakomodasi semuaanaktanpa memandang kondisifisik,intelektual,sosialemosional,linguistikataukondisi lainnya.Iniharusmencakupanak-anakpenyandang cacat,berbakat.Anak-anak jalanandanpekerjaanakberasaldaripopulasi terpencilatauberpindah-pindah. Anakyangberasal daripopulasi etnisminoritas, linguistik, ataubudayadananak- anakdariareaataukelompokyangkurangberuntung.

Istilah pendidikan inklusi atau inklusif, mulai terkenal semenjak tahun 1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang diteruskan dengan pernyataan salamanca tentang pendidikan inklusif pada tahun 1994.

Konsep pendidikan inklusi muncul dimaksudkan untuk memberi solusi, adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan terutama bagi anak-anak penyandang cacat atau anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Sementara itu Sapon-Shevin (ONeil,1995)menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus di didik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Freiberg, 1995) hal ini dilandasi oleh suatu kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak tidak normal (berkebutuhan khusus) yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas sosial.

Pendidikan inklusi lazimnya sudah diterapkan di Negara-negara maju, seperti Norwegia, Swedia, Denmark, USA, dan sebagian Australia. Di Indonesia model pendidikan inklusi sudah banyak dirintis di beberapa sekolah tertentu, namun belum dapat sepenuhnya dilaksanakan. Dalam kasus-kasus tertentu nama sekolah inklusi telah menjadi trade mark, tetapi dalam prakteknya tidak lebih dari sekedar sekolah terpadu biasa. Oleh karena itu masa-masa yang akan datang sekolah inklusi di Indonesia bukan hanya sekedar nama saja tetapi diharapkan menjadi sebuah sekolah inklusi beneran seperti yang telah diselenggaraka di beberapa Negara maju di Eropa, Amerika dan Australia. Ini tentu saja menjadi tugas dan komitmen bersama antara pemerintah, sekolah dan masyarakat.

2.        Tujuan Pendidikan Inklusi
Secaraumumpendidikan adalahusaha sadardanterencanauntuk mewujudkan suasanabelajardanprosespembelajaranagarpesertadidiksecara aktifmengembangkanpotensipribadinya untukmemilikikekuatanspiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan,akhlaqmuliadan keterampilanyangdiperlukandirinya,masyarakat,bangsadanNegara (UUNo 20tahun2003,Pasal1ayat1).Olehsebabituintidaripendidikan inklusiadalah hakazasimanusiaataspendidikan. Suatukonsekuensi logisdarihakiniadalah semua anak mempunyaihakuntuk menerimapendidikanyang tidak mendiskriminasikan dengankecacatan,etnis,agama,bahasa,jeniskelamin, kemampuan danlain-lain.Tujuanpraktisyangingindicapai dalampendidikan inklusimeliputitujuanlangsung olehanak,olehguru,olehorangtuadanoleh masyarakat.

Selanjutnyatujuan pendidikaninklusi menurut Raschake dan Bronson
(LayKekehMarthan,2007:189-190), terbagimenjadi3yaknibagianak berkebutuhan khusus,bagipihaksekolah,bagiguru,danbagimasyarakat,lebih jelasnya adalahsebagaiberikut:

a.        Bagianakberkebutuhankhusus
·           anakakanmerasamenjadibagiandarimasyarakatpadaumumnya.
·           anakakamemperoleh  bermacam-macam  sumber  untuk  belajar  dan bertumbuh.
·           meningkatkanhargadirianak.
·           anak memperolehkesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan bersamatemanyangsebaya.

b.        Bagipihaksekolah
·           memperoleh pengalamanuntuk mengelola berbagai perbedaan dalam satu kelas.
·           mengembangkan apresiasibahwa setiap orang memiliki  keunikan dan kemampuan yangberbedasatudenganlainnya.
·           meningkatkankepekaan terhadap keterbatasan oranglain dan rasa empati padaketerbatasananak.
·           meningkatkankemempuanuntukmenolongdanmengajarsemuaanakdalam kelas

c.         Bagiguru
·           membantuguruuntukmenghargaiperbedaanpadasetiapanakdanmengakui bahwaanakberkebutuhankhususjugamemilikikemampuan
·           menciptakan kepedulianbagisetiapguru terhadappentingnyapendidikanbagi anakberkebutuhankhusus.
·           guruakanmerasatertantanguntukmenciptakanmetode-metodebarudalam pembelajarandanmengembangkankerjasamadalammemecahkanmasalah.
·           meredamkejenuhangurudalammengajar.

d. Bagimasyarakat
·           meningkatkankesetaraansosialdankedamaiandalammasyarakat.
·           mengajarkankerjasamadalammasyarakatdanmengajarkansetiapanggota masyarakat tentang proses demokrasi.
·           membangunrasasalingmendukungdansalingmembutuhkanantaranggota masyarakat.

3.        Karekteristik Pendidikan Inklusi
Karakteristikdalampendidikaninklusitergabung dalambeberapahal sepertihubungan, kemampuan,pengaturantempatduduk,materibelajar,sumberyangdijelaskansebagaiberikut:

a.         Hubungan
Ramahdanhangat,contohuntukanaktunarungu:guruselaluberada didekatnya denganwajah terarahpadaanakdan tersenyum. Pendampingkelas (orang tua)memujianaktunarungudanmembantu lainnya.

b.        Kemampuan
Guru,pesertadidikdenganlatarbelakang dankemampuanyang berbedasertaorangtuasebagaipendamping.

c.         Pengaturantempatduduk
Pengaturan tempatdudukyang bervariasiseperti,dudukberkelompok dilantaimembentuk lingkaranataududuk dibangkubersama-sama sehinggamerekadapatmelihatsatusamalain.

d.        Materibelajar
Berbagaibahanyang bervariasiuntuksemuamatapelajaran,contoh pembelajarn matematikadisampaikan melaluikegiatanyang lebih menarik,menantang danmenyenangkan melaluibermainperan menggunakanposterdan wayanguntukpelajaranbahasa.


e.         Sumber
Gurumenyusunrencanahariandenganmelibatkananak,contoh memintaanak membawa mediabelajaryangmurahdan mudahdidapat kedalamkelasuntukdimanfaatkandalampelajarantertentu.

Dalampendidikaninklusiterdapat siswanormal dan berkebutuhankhusus, dalam rangkauntukmenciptakanmanusia yangberkembangseutuhnyamaka diperlukan adanya pembinaanpesertadidik,melaluipembinaaninimaka diharapkanpesertadidikmampuberkembang danmemilikiketerampilansecara optimal.

4.        Kurikulum Sekolah Inklusi
Kurikulumhendaknyadisesuaikandengankebutuhananak,yangselama inianakdipaksakan mengikutikurikulum. Olehsebabituhendaknyamemberikan kesempatanuntukmenyesuaikan kurikulumdengananak. MenurutTarmansyah (2007:154) untukmodifikasikurikulummerupakanmodelkurikulumdalam sekolahinklusi.Modifikasi pertamaadalahmengenaipemahamanbahwateori modelituselalumerupakanrepresentasiyangdisederhanakan darirealitasyang kompleks.  Modifikasi  keduaadalah mengenai aspek kurikulum yang secara khususdifokuskan dalampembelajaranyangakandibahaslebihbanyakdalam praktekpembelajaran.

Kurikulumyangdigunakan disekolahinklusiadalah kurikulumanaknormal(regular)yangdisesuaikan (dimodifikasi sesuai)dengan kemampuanawaldankarakteristik siswa.Lebihlanjut,menurutDirektoratPLB (Tarmansyah,2007:168)  modifikasi dapat dilakukan dengan cara modifikasi alokasiwaktu, modifikasi isi/materi,modifikasi proses belajarmengajar, modifikasisarana danprasarana, modifikasilingkungan untuk belajar,dan modifikasipengelolaankelas.Dengankurikulum akanmemberikanpeluang terhadap tiap-tiapanakuntuk mengaktualisasikanpotensinyasesuaidenganbakat, kemampuannyadanperbedaanyangadapadasetiapanak.

5.        Tenaga Kependidikan Dalam Layanan ABK
Personil pendidikan ABK tidak jauh berbeda dengan personil pendidikan umum lainnya. Personil yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a.         Tenaga Guru
Guru yang bertugas pada pendidikan ABK harus memiliki kualifikasi dan kemampuan yang dipersyaratkan. Tenaga guru tersebut meliputi : Guru Khusus, Guru Pembimbing (Konselor pendidikan), Guru umum yang telah memiliki pengalaman luas dalam mendidik dan menangani masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.

b.        Tenaga Ahli
Tenaga ahli dalam pendidikan ABK sangat diperlukan keberadaannya untuk ikut membantu pemecahan permasalahan anak dalam bidang nonakademik, tenaga ahli itu meliputi : Dokter umum, Dokter spesialis, Psikologi, maupun tenaga ahli lainnya.

c.         Tenaga Administrasi
Untuk kelancaran proses belajar-mengajar perlu dukungan tenaga administrasi sekolah sebagai tenaga non akademik keberadaannya sangat diperlukan untuk kelancaran tugas-tugas sekolah secara umum, misalnya keuangan, surat menyurat, pendataan murid atau guru, dan sebagainya.





0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Ratna Sari Maulana's All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.