Lance
Amstrong adalah pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian dia di diagnosis
mengidap penyakit kanker pada 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang
dari 50% saat pembalap itu mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan
tetapi, lance pulih dari penyakit itu dan bertekad untuk memenangkan lomba tour
de france sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling
bergengsi di dunia, hari demi hari lance berlatih keras dan terus bertekad
memenangkan lomba sepeda itu. Lance kemudia menang lomba balap sepeda tersebut
bukan hanya sekali tetapi empat kali menjuarai lomba tersebut.
1.
Perspektif
tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda
berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Di bawah ini di bahas tentang 4
perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif,sosial.
a. Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik
beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka.
Perspektif ini berhubungan erat dengan pandangan Abraham Maslow
bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus
dipuaskan dalam urutan sebagai berikut :
b. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif,
pemikiran murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada
ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka
(persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi
bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa
mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Jadi, perspektif behavioris memandang
motivasi sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif
kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan.
Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan
dan tanggung-jawab untuk mengontrol prestasi mereka sendiri.
c. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman,
yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam
pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan
dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru.
Contoh: Seorang mahasiswa yang
senang berteman dengan mahasiswa lain karena teman-temannya yang baik akan
termotivasi untuk sering datang ke kampus (kuliah) karena ia merasa nyaman saat
dia bersama teman-temannya dan itu dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
d. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menitik
beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam menentukan
motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli
positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang. Pendukung
penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau
kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang baik
dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa
faktoryang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Ahmadi, 2005), yaitu:
a. Faktor
raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi
sosiologis dan kondisi psikologis.
b. Faktor
environmental input (faktor lingkungan) baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial.
c. Faktor
instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program/bahan
pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar (guru).
Motivasi
sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari,
dan menggerakan perbuatan belajar. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi
orang tua atau sistem peringkat di sekolah. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan
idividu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengaapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi
individu yidak dapat diamati secara langsung, sedangkan
yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu
setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran
apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.
1. MOTIVASI
BERPRESTASI
Motivasi
merupakan suatu istilah yang menunjukkan pada kekuatan tarikan dan dorongan, yang akan menghasilkan
kegigihan perilaku yang diarahkan untuk mencapai
tujuan. Motivasi dan motif sering dipakai dengan pengertian yang sama (Morgan,
dalam Sukadji 1993). Menurut Santrock (2007) motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah dan kegigihan perilaku.
McClelland (dalam
Djiwandono, 2002) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya sering sekali dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif
tersebut berkaitan dengan keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis dan makhluk
sosial yang berhubungan dengan lingkungannya. Motif yang dikemukakan oleh
McClelland salah satunya yaitu motivasi untuk berprestasi.
Motif
untuk berprestasi (achievement motive) adalah motif yang mendorong seseorang
untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan
(standard of excellence), baik berasal dari standar prestasinya sendiri (autonomous
standars) diwaktu lalu ataupun prestasi orang lain (social comparison standard). McCleland secara terperinci
pada teori motivasi berprestasinya yang dikutip
Basuki (2007) menyatakan
“motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam
diri seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas dengan sebaik- baiknya
agar mencapai prestasi dengan predikat
terpuji”.
Berdasarkan
uraian diatas motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam
bersaing di bidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence). Jika disekolah motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri
seseorang baik itu dari dalam ataupun dari
luar untuk melakukan aktivitas
berupa belajar dan aktivitas
lainnya dengan semaksimal mungkin dan
bersaing berdasarkan standar
keunggulan agar mencapai prestasi dengan predikat
terpuji atau predikat unggul.
2.
PERANAN ATAU MANFAAT MOTIVASI
Berikut beberapa peranan atau manfaat
motivasi
1. Sardiman AM (1996 : 86) menjelaskan terdapat (tiga) fungsi motivasi, antara lain :
a.
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b.
Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.
Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
2. Pandangan lain mengenai fungsi motivasi dikemukakan oleh Kartini Kartono (2002 : 17), bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku
manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.
3. Sedangkan menurut Djudju Sudjana (2000 : 156) menguraikan tujuan motivasi yang terdapat dalam diri seseorang, sebagai berikut : Motivasi pada dasarnya bertujuan menggerakkan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat
mengenai Manfaat atau peranan motivasi dalam belajar di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa manfaat motivasi yaitu :
1. Membuat anak bersemangat dalam belajar.
2. Mata pelajaran yang duluhnya tidak disukai murid bias menjadi mata pelajaran yang
paling disukainya.
3. Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan
baik dan benar.
4. Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca,menulis dan sebagainya.
5. Membuat anak menjadi lebih aktif.
6. Dengan memotivasi anak kita tidak perlu memaksakan si anak dalam belajar. Karena
melalui motifasi yang
baik dan benar dengan sendirinya si anak akan
belajar karena
didorong oleh motivasi.
7. Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh anak untuk belajar,
cukup dengan memotivasi anak
tersebut.
8. Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua si anak dapat belajar dengan baik.
9. Dengan motivasi siswa akan mengetahui dengan jelas makna dalam belajar.
10. Anak akan lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya atau pun bakatnya.
11. Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik,
misalnya bermain atau
menonton tv.
12. Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidak akan menyerah dan mencobanya lagi dengan adanya dorongan motivasi (pantang menyerah). Dengan melihat daftar manfaat atau peranan motivasi
itu dapat disimpulkan bahwa ternyata motivasi
itu sangat
berperan dalam proses belajar. Kita bias
bayabgkan kalau dalam proses belajar tidak ada yang namanya motivasi, siswa akan malas dan tidak bersemangat dalam belajar.
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi peserta didik akan tetapi penting juga bagi pendidik. Pentingnya Motivasi
Belajar Bagi Peserta Didik Sebagai Berikut :
1.
Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar , proses dan hasil akhir .
2.
Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar.
3.
Mengarahkan
kegiatan belajar
4.
Membesarkan
semangat belajar
5.
Menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Manfaat Motivasi Bagi
Pendidik :
1.
Membangkitkan
, meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai
berhasil
2.
Mengetahui
dan memahami motivasi belajar peserta didik di kelas
3.
Meningkatkan
dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam- macam peran
4.
Memberi
peluang pendidik untuk “ Unjuk Kerja ”
3.
UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Proses
pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh
hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar
siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas
Tujuan yang
Ingin Dicapai
Tujuan
yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman
siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk
belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin
jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa
(Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya
guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan
Minat Siswa
Siswa
akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis
untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar
dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajaran denganminat
siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan
yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan
hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran
yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari
materi pembelajaran yang disajikan oleh guru
(Anni, dkk., 2006:186).
c. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar
Siswa
hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana
hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan
hal-hal yang lucu.
d. Mengguanakan
Variasi Metode Penyajian yang
Menarik
Guru
harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa.
Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh
alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah
dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan
pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan
rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat
ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan
variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar
siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicara tamu,
demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya
wisata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
e. Berilah
Pujian yang
Wajar Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi
akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga
senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30
; Hamalik, 2009:167).
Namun
begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan
karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara
wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan
kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan Penilaian
Banyak
siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar
dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar.
Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin
mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan
kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian
secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki
kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa
selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah
Komentar
Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa
butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang
positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar
secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu”
dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang
berlangsung terus menerus (Prayitno, 1989:17).
Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.
h. Ciptakan
Persaingan
dan Kerjasama
Persaingan
yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab
itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing
baik antar kelompok maupun antar individu. Namun demikian, persaingan tidak
selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu
untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan
untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaingan antar
siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan
kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memeri kesempatan kepada siswa
untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang
telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya
guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan
belajar siswa.Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara
berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian
lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Oleh karena itu,usaha dan perhatian
guru yang besar lebih diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki
pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping
beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya
motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan
kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan
menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya
bisa digunakan dalam kasus tertentu.
Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara
negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah
seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn
motivasi dengan cara negatif dihindari.
Model
Pendekatan Motivasi dalam Organisasi
Sebagai seorang mahasiswa dengan jurusan Manajemen
Pendidikan yang nantinya akan terjun dalam dunia manajemen dan organisasi
pendidikan, tentunya kita harus mengerti bagaimana motivasi dalam organisasi.
Setelah kita memahami beberapa teori tentang motivasi, kita haruslah mengerti
pula beberapa model motivasi dalam pandangan manajer sebagai suatu pendekatan
yang coba dihubungkan dengan tahapan-tahapan pemikiran manajemen. Berikut
adalah model-model pendekatan dalam motivasi :
1.
Model
Tradisional
Model tradisional adalah bentuk usaha yang ditempuh
oleh para manajer dan pemimpin untuk membuat bagaimana bawahan/karyawan bisa
menjalankan pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara
yang paling efisien.
2.
Model
Hubungan Manusiawi
Model pendekatan hubungan manusia ini lebih menekankan
kepada para manajer untuk bisa memotivasi para manajer untuk bisa memotivasi
para bawahan/karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan
membuat mereka merasa penting dan berguna. Dalam hal ini, pemimpin mencoba
untuk mengakui kebutuhan sosial orang yang dipimpin dan mencoba memotivasi
mereka dengan meningkat kepuasa kerjanya. Para karyawan diberi lebih banyak
waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan pekerjaannya.
Dengan model pendekatan ini, para karyawan diharapkan menerima wewenang
pemimpin karena telah diperlakukan dengan baik dan penuh tenggang rasa juga
penuh perhatian atas kebutuhan mereka.
3.
Model
Sumber Daya Manusia
Tugas seorang pemimpin dalam model ini bukanlah
menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja, meliankan juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotany. Setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuanya
masing-masing.
Dalam model ini, karyawan dianggap sebagai individu
yang memiliki motivasi tidak hanya karena uang dan prestise saja, tetapi
menganggap bahwa para karyawan juga memiliki dorongan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
S Daud. Landasan
Teori. 8april 2015. Pukul 22.00
WIB. Chapter II.Pdf
Diakses tgl 10 April
2015 Pukul: 14.40
Anggi,Cahyani dkk. Peranan
Motivaaasi Dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran.
imadiklus.com/peranan-motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran/Peranan
Motivasi dalam Proses Belajar dan
Pembelajaran. Diakses
pada tgl 10 April 2015 pukul 15.12
Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta :Grasindo. hal 365
Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang :Unnes Press.hal 186
Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar(Edisi
Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. hal 152
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajara N.Jakarta :PT Bumi
Aksara. hal.
168